Archive for May 2012

Cerita tentang Raja Empedu dari Kabupaten Musi rawas-Sumsel

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya. Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak. disamping itu masyarakat sumsel juga banyak memiliki cerita atu legenda zaman nenek moyang dulu diantaranya :

Raja Empedu adalah seorang raja muda yang memerintah di Negeri Hulu Sungai Nusa, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Suatu ketika, Raja Empedu membantu Raja Pangeran Mas dari Kerajaan Lesung Batu untuk membinasakan Raja Kubang yang terkenal sakti mandraguna. Berhasilkah Raja Empedu membinasakan Raja Kubang? Ikuti kisahnya dalam cerita Raja Empedu berikut! Pada zaman dahulu kala, Kecamatan Rawas Ulu yang merupakan wilayah Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, terbagi ke dalam tiga wilayah pemerintahan yaitu Hulu Sungai Nusa, Lesung Batu, dan Kampung Suku Kubu.

Ketiga wilayah tersebut masing-masing diperintah oleh seorang raja. Negeri Hulu Sungai diperintah oleh Raja Empedu yang masih muda dan terkenal dengan keberanian dan kesaktiannya. Rakyatnya hidup aman dan makmur karena pertanian di daerah itu maju dengan pesat. Sementara itu, Negeri Lesung Batu diperintah oleh Pangeran Mas yang terkenal kaya raya dan mempunyai banyak ternak kerbau. Adapun Negeri Kampung Suku Kubu diperintah oleh Raja Kubu yang memiliki kesaktian yang tinggi. Negeri Kampung Kubu dikenal paling tertinggal dibanding dua negeri yang lain meskipun wilayahnya cukup subur.

Suatu ketika, Pangeran Mas mengalami kesulitan memelihara ternaknya yang semakin hari semakin berkembangbiak. Oleh karenanya, ia berniat untuk menyerahkan sebagian ternaknya kepada siapa pun yang berminat memeliharanya dengan syarat kerbau-kerbau yang diserahkan tetap menjadi miliknya, hasil dari pengembangbiakan itulah nantinya akan dibagi bersama secara adil. Raja Kubu yang mendengar kabar tersebut sangat berminat untuk menerima tawaran Pangeran Mas. Ia segera mengirim utusannya ke Negeri Lesung Batu untuk menghadap Pangeran Mas.

 “Ampun, Tuan! Hamba adalah utusan Raja Kubu dari Negeri Kampung Suku Kubu. Kedatangan hamba kemari untuk menyampaikan keinginan Raja hamba yang berminat menerima tawaran Tuan dan bersedia menaati persyaratannya,” lapor utusan Raja Kubu. “Baiklah, kalau begitu! Pulanglah dan sampaikan kepada Raja-mu bahwa aku menyetujui keinginannya. Besok aku akan mengirimkannya puluhan ekor kerbau. Sampaikan juga kepada Raja-mu bahwa jika kerbau-kerbau tersebut telah berkembangbiak, aku akan datang untuk mengambil pembagian hasilnya,” jelas Pangeran Mas. “Baik, Tuan! Pesan Tuan akan hamba sampaikan kepada Raja hamba,” kata utusan itu seraya mohon diri. Keesokan harinya, Pangeran Mas mengirim berpuluh-puluh ekor kerbau jantan dan betina kepada Raja Kubu.

Raja Kubu pun menerimanya dengan senang hati. Ia memelihara dan merawat kerbau-kerbau tersebut dengan baik. Kerbau-kerbau tersebut ia gembalakan dan membiarkannya berkubang di sawah-sawah yang terhampar luas di daerahnya. Kerbau peliharaannya pun berkembangbiak dengan cepat dan hampir seluruh daerahnya telah menjadi kubangan kerbau. Sejak itu, negeri tersebut kemudian dikenal dengan nama Negeri Kubang dan Raja Kubu dipanggil Raja Kubang. Beberapa tahun kemudian, Pangeran Mas merasa bahwa tibalah saatnya untuk mengambil pembagian atas ternaknya yang dipelihara oleh Raja Kubang. Maka dikirimlah utusannya untuk menghadap Raja Kubang. Setibanya di sana, Raja Kubang mengikari janjinya dan menolak untuk berbagi hasil dengan Pangeran Mas. Bahkan, ia menganggap bahwa semua kerbau yang dipeliharanya adalah miliknya. “Hai,

utusan! Untuk apa kamu datang kemari?” tanya Raja Kubang.

“Ampun, Tuan! Hamba diutus Raja Pangeran Mas kemari untuk menagih pembagian hasil dari ternak kerbau yang Tuan pelihara,” jawab utusan Raja Pangeran Mas. “Apa katamu, pembagian hasil? Tidak, semua kerbau tersebut sudah menjadi milikku karena akulah yang merawat dan mengembangbiakkannya,” kata Raja Kubang. “Tapi, Tuan! Bukankah hal itu sesuai dengan perjanjian yang telah Tuan sepakati bersama Raja Pangeran Mas?” ujar utusan itu. “Cuihhh… persetan dengan perjanjian itu! Perjanjian itu hanya berlaku pada waktu itu, tapi sekarang tidak lagi,” Raja Kubang menyangkal. Beberapa kali utusan Raja Pangeran Mas berusaha membujuk dan memberinya pengertian, namun Raja Kubang tetap mengingkari janjinya. Lama kelamaan Raja Kubang merasa muak dengan bujukan-bujukan itu. Ia pun memerintahkan pengawalnya agar mengusir utusan itu. Akhirnya, utusan Raja Pangeran Mas pulang dengan tangan hampa.

Mendengar laporan dari utusannya, Raja Pangeran Mas sangat marah atas sikap dan tindakan Raja Kubang. Penguasa Negeri Lesung Batu itu berniat untuk menyerang Raja Kubang, namun apa daya Raja Kubang terkenal sakti dan mempunyai banyak pengawal yang tangguh. Akhirnya, ia memutuskan untuk meminta bantuan kepada Raja Empedu. Berangkatlah ia bersama beberapa pengawalnya ke Negeri Hulu Sungai Nusa. Setibanya di sana, kedatangan mereka disambut baik oleh Raja Empedu. Raja Pangeran Mas kemudian mengutarakan maksud kedatangannya. Tanpa berpikir panjang, Raja Empedu pun menyatakan kesediaannya untuk membantu Pangeran Mas.

“Baiklah, Pangeran Mas! Aku akan membantu mengembalikan kerbau-kerbaumu. Raja Kubang yang suka ingkar janji itu harus diberi pelajaran,” ujar Raja Empedu. “Tapi, bagaimana caranya Raja Empedu?

Bukankah Raja Kubang itu sangat sakti?” tanya Pangeran Mas bingung. “Tenang Pangeran Mas! Kita perlu strategi untuk bisa mengalahkannya,” ujar Raja Empedu. Akhirnya, Raja Empedu bekerjasama dengan Pangeran Mas membangun strategi. Pertama-tama mereka membagi dua pasukan mereka. Pasukan pertama bertugas membuat hiruk pikuk seluruh rakyat Raja Kubang dengan mengadakan pertunjukan seni dan tari pedang di Negeri Kubang.

Pasukan kedua bertugas untuk mengepung dan membakar seluruh pemukiman penduduk Negeri Kubang. Pada hari yang telah ditentukan, berangkatlah pasukan pertama ke Negeri Kubang untuk mengadakan pertunjukan. Mereka masuk wilayah negeri itu sambil membawakan lagu-lagu merdu dan tari-tarian pedang. Penduduk Negeri Kubang pun berbondong-bondong untuk menyaksikan pertunjukkan itu, tidak terkecuali Raja Kubang dan para pengawalnya. Pada saat itulah, pasukan kedua yang dipimpin oleh Raja Empedu dan Pangeran Mas segera memanfaatkan kesempatan untuk mengepung dan membakar seluruh permukiman warga. Para penduduk pun berlarian untuk menyelamatkan diri.

Sementara itu, Raja Kubang baru menyadari bahwa mereka telah dikepung oleh pasukan dari dua kerajaan. Ia pun tak berdaya untuk melakukan perlawanan karena jumlah pasukan Raja Empedu dan Pangeran Mas jauh lebih banyak daripada pasukannya. Akhirnya, Raja Kubang menyerah dan mengembalikan seluruh kerbau yang ada di negerinya kepada Pangeran Mas. Pangeran Mas dan Raja Empedu beserta seluruh pasukannya menggiring kerbau-kerbau tersebut menuju Negeri Lesung Batu. Betapa senangnya hati Pangeran Mas karena ternak kerbaunya dapat direbut kembali dari tangan Raja Kubang atas bantuan

Raja Empedu. Sebagai ucapan terima kasih dan balas jasa, Pangeran Mas menyerahkan putri semata wayangnya yang bernama Putri Darah Putih kepada Raja Empedu untuk dijadikan permaisuri. Setelah menikah, Raja Empedu mengajak Putri Darah Putih tinggal di Negeri Hulu Sungai Nusa. Sejak itulah, Raja Pangeran Mas merasa kesepian dan selalu merindukan putrinya. Untuk melepas keriduannya, ia sering pergi ke Tebing Ajam, yaitu suatu tempat yang tinggi untuk meninjau dari kejauhan Negeri Hulu Sungai, tempat tinggal putrinya dan Raja Empedu. Hingga kini, tebing itu terkenal dengan nama Tebing Peninjauan.

Legenda tentang Putri Jelitani cerita dari Sumsel

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.

Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak. disamping itu sumatera selatan juga memiliki banyak legenda dan cerita menarik termasuk cerita tentang Putri Jelitani

Putri Jelitani adalah seorang putri raja di sebuah kerajaan di daerah Sumatra Selatan. Suatu ketika, negeri sang Putri dilanda kemarau yang amat panjang. Keadaan yang sulit itu baru akan pulih jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan mencebur ke laut. Oleh karena tak seorang pun yang mau berkorban, maka dengan ikhlas sang Putri rela melakukannya demi keselamatan rakyatnya dari bahaya kelaparan. Bagaimana nasib Putri Kemarau selanjutnya? Simak kisahnya dalam cerita Pengorbanan Putri Kemarau berikut ini!

Dahulu, di Sumatra Selatan ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan putri semata wayang sang Raja. Ibunda sang Putri baru saja wafat. Sebagai putri tunggal, ia pun amat disayangi oleh ayahnya. Sementara itu, ayahnya adalah seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur dan tenteram.

Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Sungai-sungai kekeringan dan air danau pun menjadi surut. Padang rumput sudah hangus terbakar terik matahari. Ternak-ternak warga banyak yang mati. Tanah menjadi kering dan pecah-pecah sehingga hasil panen pun gagal. Warga banyak yang terserang penyakit dan dilanda kelaparan. Melihat keadaan tersebut, sang Raja yang arif dan bijaksana itu pun segera bertindak. Ia segera mencari peramal untuk mencari jalan keluar dari kesulitan tersebut. Sudah banyak peramal yang ditemui, namun belum seorang pun yang mampu memberinya jalan keluar.
Suatu hari, sang Raja mendengar kabar bahwa di suatu desa yang terpencil ada seorang peramal yang terkenal sakti. Ia pun mendatangi peramal itu.

“Wahai, tukang ramal. Negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan bagaimana caranya mengatasi masalah ini,” pinta sang Raja.

 “Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan akan melalui mimpi putri Baginda,” jawab peramal itu.

“Baiklah, kalau begitu. Hal ini akan kutanyakan langsung kepada putriku,” kata sang Raja yang segera kembali ke istana.

Setiba di istana, sang Raja mendapati putrinya sedang duduk termenung seorang diri di taman.
“Ayahanda baru saja menemui seorang juru ramal yang sakti,” kata sang Raja kepada putrinya.
Mendengar itu, Putri Kemarau sontak menatap wajah ayahandanya.
“Apa kata juru ramal itu Ayahanda?” tanya Putri Kemarau.

“Menurut juru ramal itu bahwa petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan ini akan datang melalui mimpi Andanda. Apakah Ananda sudah bermimpi tentang hal itu?” sang Raja balik bertanya.
“Belum, Ayahanda,” jawab Putri Kemarau, “Tapi, alangkah baiknya jika semua masalah ini kita serahkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” lanjut sang Putri.

Alangkah terkejutnya sang Raja mendengar perkataan putrinya. Ia tidak pernah mengira sebelumnya jika putri kesayangannya itu memiliki pemikiran yang cerdas. Ia pun menyadari kekeliruannya selama ini.
“Benar juga katamu, Putriku. Perkataanmu itu membuat Ayanda sadar. Maafkan Ayah, Putriku!” ucap raja yang bijaksana itu.

Putri Kemarau kemudian menyarankan kepada Ayandanya agar seluruh rakyat negeri itu melakukan upacara berdoa bersama kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Maka, berkat doa bersama tersebut, Putri Kemarau pun mendapat petunjuk melalui mimpinya. Dalam mimpi itu, sang Putri didatangi oleh ibundanya.
“Wahai, Putriku. Kesulitan yang dialami negeri akan berubah jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut,” ujar ibu Putri Kemarau.

Begitu terjaga, sang Putri pun menceritakan perihal mimpi itu kepada ayahandanya. Ternyata, sang Raja pun telah bermimpi mendapat bisikan gaib yang menyampaikan pesan yang sama. Maka, pada esok harinya, sang Raja segera mengumpulkan seluruh rakyatnya untuk menyampaikan pesan itu.

“Wahai, seluruh rakyatku. Ketahuilah bahwa negeri ini akan kembali makmur jika ada seorang gadis yang dengan ikhlas mengorbankan dirinya mencebur ke dalam laut. Siapakah di antara kalian yang ingin melakukannya demi kebaikan kita semua?” tanya sang Raja di depan rakyatnya.

Tapi, tak seorang pun gadis yang berani mengajukan diri. Di tengah keheningan, tiba-tiba Putri Kemarau yang duduk di samping ayahandanya bangkit dari tempat duduknya lalu berkata.

“Ananda rela mengorbankan jiwa hamba dengan ikhlas demi kemakmuran rakyat negeri ini,” kata Putri Kemarau dengan suara lantang.

Seketika seluruh yang hadir tersentak kaget, terutama sang Raja. Ia tidak ingin anak semata wayangnya itu yang menjadi korbannya.

“Jangan, Putriku. Engkaulah satu-satunya milik Ayahanda. Engkaulah yang akan meneruskan tahta kerajaan ini. Jangan lakukan itu, Putriku!” cegah sang Raja.

Namun, Putri Kemarau tetap pada pendiriannya. Keinginan sang Putri sudah tidak dapat dibendung lagi.
“Lebih baik Ananda saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat negeri ini,” tegas sang Putri, “Barangkali ini sudah menjadi takdir Ananda.”

Sang Raja pun tak kuasa menahan keinginan putrinya. Maka, pada malam harinya, sang Putri dengan diantar oleh ayahanda dan seluruh rakyat pergi ke ujung tebing laut. Sebelum terjun ke laut, ia berpesan kepada ayahanda dan rakyatnya.

“Ikhlaskan kepergian Ananda, maafkan semua kesalahan Ananda,” pinta sang Putri.

Sang Raja tak kuasa menahan rasa haru. Air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Namun, apa hendak dibuat, tak seorang pun yang sanggup menahan keinginan putrinya. Putri Kemarau pun terjun ke laut. Bersamaan dengan terceburnya tubuh sang Putri ke dalam air laut, langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah negeri itu pun digenangi air. Tentu saja hal itu menjadi pertanda bahwa tumbuh-tumbuhan akan kembali menghijau dan tanah menjadi subur.

Seluruh rakyat negeri itu dirundung rasa suka cita, terutama sang Raja. Di satu sisi, negerinya akan kembali makmur, namu di sisi lain ia telah kehilangan putri yang amat disayanginya. Demikian pula yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya.

Hujan semakin deras. Sang Raja dan rakyatnya pun segera meninggalkan tebing laut itu. Setiba di istana, raja itu langsung tertidur karena kelelahan. Betapa terkejutnya ia karena tiba-tiba mendengar suara bisikan yang menyuruhnya kembali ke tebing laut.

“Segeralah kembali ke tebing laut. Temuilah putrimu di sana!” demikian pesan suara itu.
Begitu terbangun, sang Raja bersama rakyatnya pun bergegas kembali ke tebing itu. Sesampainya di sana, mereka mendapati Putri Kemarau berdiri di atas sebuah karang di tengah laut dengan membawa penerangan dan harapan baru. Rupanya, sang Putri diselamatkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa karena keikhlasannya berkorban demi kepentingan orang banyak. Namun ajaibnya, semula tidak ada batu karang di tengah laut itu.

“Terima kasih, Tuhan! Engkau telah menyelamatkan putriku,” ucap sang Raja.
Usai berucap syukur, raja itu segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput sang Putri dan membawanya kembali ke istana. Beberapa tahun kemudian, sang Raja akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada putrinya. Sejak itulah, Putri Kemarau menjadi ratu di negeri tersebut. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana. Rakyatnya pun hidup makmur dan sejahtera.

Internet dan problemnya bagi anak-anak

Tahukah anda seberapa lama anak anda menghabiskan waktu untuk internet-an? Penelitian baru mengisyaratkan kebanyakan orang tua jelas-jelas meremehkan jumlah waktu yang digunakan anak-anaknya untuk online.

Menurut Center for Media Research (Pusat Penelitian Media), kebanyakan orang tua di Amerika Serikat memperkirakan bahwa anak-anak mereka menghabiskan waktu sekitar dua jam sebulan untuk internet-an. Pada kenyataannya, anak-anak dan remaja menghabiskan lebih dari 20 jam sebulan untuk menjelajah Web.

Selain itu, sekitar 41 persen dari para remaja di AS mengklaim orang tua mereka tidak punya ide apapun yang mesti dilihat di internet. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan online yang paling terkenal adalah kencan online (23 persen), mengunjungi situs jejaring sosial (50 persen), dan bermain games (72 persen).

Norton Online Living Report menyatakan bahwa 76 persen para remaja AS yang berusia antara 13-17 tahun “senantiasa” atau “seringkali” mengunjungi situs-situs jejaring sosial. Ketika digunakan dengan baik, situs-situs jejaring sosial menyediakan bidang online yang besar dimana anak-anak dan remaja dapat berinteraksi dengan teman-teman dan anggota keluaga mereka.

Akan tetapi, situs-situs ini sering menciptakan berbagai ilusi tentang menjadi tempat persinggahan yang aman bagi pertukaran informasi pribadi dan berbagai cerita dengan orang-orang yang belum dikenal. Menurut Norton Online Living Report, 4 dari 10 remaja, yang berusia 13-17 tahun, telah menerima suatu permintaan online tentang informasi pribadi. Selain itu, 16 persen dari anak-anak di AS telah didekati secara online oleh orang yang tidak dikenal. Kehidupan orang dewasa di AS umumnya meremehkan angka ini; kebanyakan hanya meyakini 6 persen dari anak-anak yang pernah didekati oleh orang tak dikenal.

Apa arti angka-angka ini bagi kita? Para orang tua perlu lebih memastikan bahwa anak-anak atau remaja mereka aman ber-internet. Rata-rata, menurut Norton Online Living Report, hanya sepertiga dari para orang tua di seluruh dunia yang menetapkan kontrol orang tua atau memantau penggunaan internet anak-anak mereka.

Apa yang banyak orang tidak sadari adalah bahwa komunikasi dengan orang lain secara online tersedia dimana-mana. Bahkan game online dipadukan dengan pesan singkat (instant messaging) dan chat (obrolan online) – begitu cepat sehingga kebanyakan orang tua tidak menyadari anak-anak mereka sedang berinteraksi dengan semua orang yang tidak dikenal.

Pendukung keamanan internet dari Symantec, sebuah perusahaan internet security, meyakini para orang tua tidak tahu menahu tentang apa yang dilakukan anak-anak mereka secara online, dan bahwa ada pembagi digital yang jelas antara para orang tua dan ‘kecerdasan dunia maya’ anak-anak mereka.

Untuk membantu memastikan bahwa anak-anak masih aman saat menjelajah internet, pastikan mereka mengikuti aturan-aturan berikut :

* Jaga kerahasiaan informasi pribadi
* Tolak permintaan pertemanan dari orang yang belum mereka kenal
* Waspadai orang yang tak dikenal yang ingin bertemu secara pribadi
* Laporkan perilaku apapun yang mencurigakan ke anda, ke website, dan polisi, bila perlu.

Komputer merupakan bagian dari kehidupan bagi kebanyakan anak-anak sekarang ini. Internet dapat menjadi tempat yang mendidik dan informatif, tapi ia juga dapat menimbulkan resiko dan mengancam keamanan anak-anak jika digunakan secara tidak benar. Adalah penting bagi para orang tua untuk menjadi terbiasa dengan internet guna menetapkan peraturan dan memantau penggunakan komputer anak-anak mereka.

Biaya internet yang semakin murah didukung beberapa terobosan yang dilakukan oleh pemerintah telah membuat internet semakin populer di setiap keluarga Indonesia.Tidak ada yang memungkiriHumbleisthepolice.org Internet telah menjadi sumber informasi bagi seluruh anggota keluarga. Di perkirakan dalam beberapa tahun kedepan pengguna Internet di Indonesia akan menembus angka 50 Juta Pengguna.

Banyaknya pilihan provider internet membuat koneksi internet menjelajah jauh masuk ke dalam banyak rumah keluarga Indonesia yang alhasil mempermudah pengenalan internet pada anak.

Akses informasi yang kaya tersebut harus disadari bagaikan pedang bermata dua, Internet merupakan sarana edukasi yang menyenangkan bagi anak, namun di satu sisi dapat juga menjadi akses bagi anak untuk mengetahui informasi yang tidak sesuai dengan umur mereka. Belum lagi kemungkinan anak untuk berinteraksi dengan orang asing yang tidak Ia kenal yang dapat membahayakan anak kita.

Banyak tips untuk melindungi anak kita dari hal-hal negative yang ada internet; berikut satu diantaranya yang dapat anda dapatkan dari situs FBI : A Parent’s Guide to Internet safety.

Dalam situs tersebut diinformasikan indikasi kemungkinan anak anda berada dalam bahaya penggunaan Internet :

* Anak anda mengabiskan waktu yang lama untuk online terutama di malam   hari
* Anda menemukan materi Pornography di komputer anak anda
* Anak anda sering melakukan / menerima panggilan telephone dari orang   yang tidak anda kenal dan sering diantaranya merupakan panggilan   jarak jauh
* Anak anda menerima hadiah, surat dari orang yang tidak anda kenal
* Dengan cepat anak anda mematikan monitor atau mengganti layar pada   saat anda mendekat.
* Menarik diri dari Keluarga
* Menggunakan account online yang bukan miliknya.

Apa yang harus anda lakukan untuk meminimalisir anak resiko anak anda akan bahaya di Internet :

* Komunikasikan secara terbuka akan bahaya yand terdapat di internet   termasuk eksploitasi seks.
* Sempatkan waktu bersama anak anda untuk mengetahui tempat-tempat   favorite mereka di Internet
* Tempatkan komputer di tempat terbuka dimana seluruh anggota keluarga   dapat mengakses dan melihatnya, jangan di kamar anak. Penyalahgunaan   internet terutama yang bebau pornograpy dan pelecehan sexual terhadap   anak akan sulit dilakukan jika ada anggota keluarga secara tidak   langsung turut mengawasi akses internet anak.
* Selalu kendalikan akses account online anak anda dan cek secara acak   email mereka.Informasikan pada anak akan hal ini dimuka secara   terbuka dan utarakan alasan kenapa anda melakukannya.
* Arahkan agar anak anda bertanggung jawab atas akses online mereka, banyak hal-hal menarik selain chatting rooms.
* Usahakan agar anda juga memiliki pengetahuan akan fasilitas keamanan dari komputer-komputer online yang sering diakses anak anda selain   dirumah.
* Mengertilah, meskipun anak anda memang berkenan untuk mengakses ataupun terlibat akan hal-hal yang berbau pornography mereka   sebenarnya adalah seorang korban.
* Perintahkan anak anda untuk:
1. Jangan pernah bertemu tatap muka dengan orang yang mereka temui secara online
2. Jangan pernah untuk memberikan photo mereka kepada orang yang secara personal tidak mereka kenal atau pada forum layanan online.
3. Jangan pernah untuk memberikan data pribadi seperti alamat rumah, sekolah, nomor telephone.
4. Mengunduh gambar / file dari sumber yang tidak diketahui karena kemungkinan ada hal-hal yang berbau pornography.
5. Untuk tidak meresponse forum, posting yang bersifat menyerang, menghina, dan sifat negatif lainnya.
6. Membuat anak anda mengerti bahwa apa yang ia dapat secara on-line belum tentu kebenarannya.

Bahaya ada dimana saja dilingkungan sekitar anak kita. Dengan mendidik anak kita dan memberikan pengertian akan bahaya diinternet, mudah-mudahan kita dapat memastikan internet sebagai sebuah sumber informasi yang sangat kaya dan berguna bagi perkembangan mereka.

Legenda Baginde Lubuk Gong dari Sumatera Selatan

Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Sumatra selatan, ada seorang beginde (kepala desa) yang kaya raya bernama Beginde Lubuk Gong. Ia sangat ketat menjalankan adat dan tidak segan-segan memberi hukuman kepada warganya yang melanggar adat tersebut. Meski demikian, rakyatnya merasa tidak terbebani dengan hal itu. Justru dengan aturan adat itu, rakyatnya dapat hidup aman dan makmur.
Beginde Lubuk Gong mempunyai anak gadis yang cantik dan cerdas bernama Putri Lubuk Gong. Kecantikan dan keelokan perangainya senantiasa mengundang decak kagum setiap pemuda yang melihatnya. Tak heran banyak pemuda dari desa-desa lain datang melamarnya. Namun, Beginde Lubuk Gong selalu menolak setiap lamaran yang datang, karena belum satu pun pelamar yang mampu memenuhi persyaratan yang diajukannya.

Pada suatu hari, datanglah utusan putra seorang Beginde dari sebuah desa hendak melamar Putri Lubuk Gong. Lamaran itu mereka sampaikan langsung kepada Beginde Lubuk Gong.

“Maaf, Tuan! Maksud kedatangan kami kemari adalah ingin menyampaikan lamaran putra Beginde kami,” ungkap juru bicara utusan itu.

“Ketahuilah, wahai utusan! Sudah banyak utusan yang datang kemari, tapi belum ada yang sanggup memenuhi persyaratanku,” kata Beginde Lubuk Gong.

“Kalau boleh kami tahu, apakah persyaratan Tuan itu?” tanya ketua utusan itu.

“Pakaian tujuh pasang, baju kain salinan 42 lusin, itik dan ayam sekandang penuh, merpati seraban, kayu bakar setinggi bukit, batang tujuh buah, dan serai kunyit seladang lebar,” jawab Beginde Lubuk Gong.
“Bagaimana? Apakah kalian sanggup memenuhi syarat tersebut?” Beginde Lubuk Gong balik bertanya kepada utusan itu.

“Sesuai dengan pesan Beginde kami, sebesar apapun permintaan yang Tuan ajukan, Beginde kami akan menyanggupinya,” jawab utusan itu.

“Baiklah kalau begitu, lamaran kalian aku terima,” kata Beginde Lubuk Gong.

“Terima kasih, Tuan! Berita gembira ini akan kami sampaikan kepada Beginde kami,” kata ketua utusan itu.
Setelah mendapat persetujuan dari Beginde Lubuk Gong, para utusan putra Beginde kembali ke desanya untuk menyampaikan berita gembira itu kepada Beginde mereka. Alangkah senang hati Beginde mendengar berita gembira itu. Ia pun memerintahkan kepada seluruh warganya untuk mengumpulkan barang-barang bawaan sesuai dengan permintaan Beginde Lubuk Gong. Sudah berminggu-minggu mereka bekerja keras, namun hingga pada hari yang telah ditentukan barang-barang bawaan yang mereka kumpulkan belum memenuhi permintaan Beginde Lubuk Gong.

Sementara itu di tempat lain, Beginde Lubuk Gong bersama keluarga dan warganya sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan rombongan dari pihak pelamar yang akan mengantarkan barang-barang bawaan. Sudah seharian penuh mereka menunggu, namun belum ada tanda-tanda kedatangan rombongan tersebut. Pada hari-hari berikutnya, Beginde Lubuk Gong terus menunggu kedatangan rombongan tersebut, namun mereka tak kunjung datang.

Hari, pekan, dan bulan, bahkan tahun telah berlalu, rombongan dari pihak pelamar belum juga datang. Pada awal tahun ketiga barulah mereka datang dengan arak-arakan laki-laki dan perempuan yang memikul dan menjunjung barang bawaan. Beginde Lubuk Gong pun menyambut kedatangan mereka secara sederhana. Ia pun segera menerima dan memeriksa barang-barang bawaan dan ternyata semuanya lengkap dan sesuai dengan permintaannya. Hatinya pun sangat senang dan terpukau karena semua permintaannya terpenuhi. Namun satu hal yang membuat hatinya kecewa, karena keterlambatan para utusan mengantar barang-barang bawaan tersebut.

“Kalau boleh aku tahu, mengapa kalian terlambat mengantarkan barang-barang bawaan ini kemari, sehingga kami harus menunggu selama dua tahun?” tanya Beginde Lubuk Gong.

“Maafkan kami atas keterlambatan ini, Tuan! Untuk memenuhi seluruh permintaan Tuan, ternyata kami memerlukan waktu yang cukup lama. Sudilah Tuan memakluminya dan menerima barang-barang bawaan ini,” jawab ketua rombongan itu.

Mulanya Beginde Lubuk Gong ingin marah dan membatalkan pertunangan putrinya dengan Putra Beginde. Namun setelah mendengar penjelasan dari ketua rombongan tersebut, akhirnya ia memakluminya.
“Baiklah, barang-barang bawaan ini aku terima. Sekarang tinggal menuggu hari baik untuk melangsungkan pernikahan putriku dengan putra Beginde kalian. Pesta pernikahan ini akan dilangsungkan selama tujuh hari tujuh malam. Untuk itu, aku harus mempersiapkan segala keperluan pesta besar ini,” ungkap Beginde Lubuk Gong.

“Baiklah, Tuan! Kami akan menunggu kabar selanjutnya dari Tuan,” kata ketua rombongan itu seraya berpamitan dan meninggalkan rumah Beginde Lubuk Gong.  

Keesokan harinya, Beginde Lubuk mengumumkan kepada seluruh rakyatnya bahwa dia akan segera menikahkan putrinya. Rakyatnya pun sangat senang karena akan ada pesta besar selama tujuh hari tujuh malam. Mereka pun segera mempersiapkan segala keperluan untuk menyambut pernikahaan Putri Beginde. Mereka mulai menghias jalan-jalan dan rumah Beginde Lubuk Gong.

Untuk memenuhi kebutuhan pesta besar itu, Beginde Lubuk Gong harus pergi ke negeri lain untuk berbelanja. Ia berangkat bersama para pembantunya dengan menggunakan rejung. Karena begitu banyak barang harus dibeli, sehingga sebulan lamanya Beginde Lubuk Gong belum juga kembali.

Putra Beginde, calon mempelai laki-laki, tidak sabar lagi menunggu hari pernikahannya. Pada suatu hari, ia mendengar desas-desus bahwa putri Beginde Lubuk Gong telah dipersunting oleh raja negeri yang didatangi oleh Beginde Lubuk Gong. Ia pun percaya begitu saja pada desas desus tersebut, tanpa terlebih dahulu menyelidiki kebenarannya.

 “Barangkali kabar ini ada benarnya. Sudah sebulan Beginde pergi ke negeri itu, tapi belum juga kembali. Padahal ia memiliki kesaktian yang tinggi, dalam waktu sekejap saja ia dapat berlayar ke negeri sejauh mana pun,” pikirnya.

Semakin hari desas-desus tersebut semakin memekakkan telinga Putra Beginde. Ia mendengar kabar bahwa utusan raja yang akan melamar Putri Lubuk Gong telah tiba di Dusun Kertajaya, tidak jauh dari desa tempat tinggal Putri Lubuk Gong. Hati Putra Beginde pun semakin kesal sehingga timbul niatnya untuk membunuh calon istrinya. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera menuju ke rumah Beginde Lubuk Gong dengan membawa sebuah pedang panjang.

Sementara itu, Putri Lubuk Gong yang mengetahui kedatangan tunangannya merasa sangat gembira dan segera bersolek dengan hiasan yang menawan. Ia mengira bahwa kedatangan tunangannya itu untuk bersilaturrahmi. Alangkah terkejutnya ia ketika hendak menemuinya di ruang tamu rumahnya,  ia melihat calon suaminya itu sedang menggenggam sebuah pedang dengan wajah yang beringas. Tanpa diduganya, tiba-tiba sang Tunangan menebas lehernya. Putri Lubuk Gong pun tewas seketika. Ibu Putri Baginda yang melihat kejadian itu langsung menjerit dan bertanya kepada calon menantunya itu.

“Hai, kenapa kamu membunuh calon istrimu? Apa salahnya? Padahal ia sangat mengharap kedatanganmu,” kata ibu Putri Lubuk Gong.

“Tidak usah banyak dalih! Kalian telah memperdayaiku. Utusan raja yang akan melamar Putri Lubuk Gong telah tiba di Dusun Kertajaya. Beginde Lubuk Gong telah membuat janji untuk menikahkan Putri Lubuk Gong dengan raja itu!” seru Putra Beginde, calon suami Putri Lubuk Gong.

Ibu Putri Lubuk Gong berusaha menjelaskan kepada calon menantunya bahwa desas-desus tersebut hanyalah fitnah. Namun, calon menantunya tidak mau menerima alasan apapun. Ibu Putri Gong pun tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menangisi kematian putri semata wayangnya. Sementara Putra Beginde itu segera pergi meninggalkan rumah itu. Tak berapa lama kemudian, warga pun berdatangan ke rumah Beginde Lubuk karena mendengar ada suara tangis histeris. Mereka sangat terkejut ketika melihat Putri Lubuk Gong tergeletak bersimbah darah.

“Apa yang terjadi dengan Putri Lubuk Gong?” tanya seorang warga kepada ibu Putri Lubuk Gong.
Ibu Putri Lubuk Gong pun menceritakan semua kejadian yang menimpa putrinya. Setelah mendengar cerita itu, salah seorang warga segera menyampaikan berita duka itu kepada Beginde Lubuk Gong yang masih berada di negeri lain. Dengan kesaktiannya, Beginde Lubuk Gong memerintahkan angin berhembus, sehingga dalam sekejap rejungnya tiba di pelabuhan negerinya. Sesampainya di rumah, ia bersama warga segera mengebumikan putrinya. Setelah itu, ia memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap calon menantunya itu.

“Segera tangkap pembunuh itu dan bawa dia kemari hidup-hidup!” seru Beginde Lubuk Gong.
Mendengar perintah itu, para pengawal itu segera mencari Putra Beginde. Tak beberapa lama kemudian, mereka pun kembali membawa Putra Beginde dengan tangan terikat.
“Hai, Putra Beginde! Kamu telah membunuh putriku. Kamu harus mengganti nyawa putriku. Mulai detik ini, kamu tidak boleh lagi kembali ke rumahmu dan harus tinggal di sini sebagai ganti putriku!” seru Beginde Lubuk Gong.

Keesokan harinya, Beginde Lubuk Gong membuang segala barang persiapan pernikahan putrinya ke dalam sungai, termasuk barang-barang bawaan Putra Beginde.

Legenda asal muasal Nama kota Palembang

Palembang sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Selatan, punya banyak potensi aset wisata budaya. Kota yang sudah berusia 13 abad lebih ini banyak meninggalkan jejak-jejak sejarah yang menarik untuk ditelusuri. Secara kronologis, peninggalan itu berasal dari zaman Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Palembang Darussalam, sampai zaman kolonial Belanda. Dulu perencanaan kota pada masa Sriwijaya umumnya berada di meander Sungai Musi yang berupa tanggul alam atau tanah yang meninggi. Hal ini menunjukkan bahwa Sri Jayanasa menempatkan lokasi pemukiman sesuai dengan kondisi geografis Palembang.


Pada zaman dahulu, daerah Su­matra Selatan dan sebagian Pro­vinsi Jambi berupa hutan belan­tara yang unik dan indah. Puluhan su­ngai besar dan kecil yang berasal dari Bukit Ba­ris­an, pegunungan sekitar Gunung Dempo, dan Danau Ranau mengalir di wila­yah itu. Maka, wilayah itu dikenal dengan nama Ba­tanghari Sembilan. Sungai besar yang meng­alir di wilayah itu di antaranya Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Ogan, Su­ngai Rawas, dan beberapa su­ngai yang ber­­mu­ara di Sungai Musi. Ada dua Su­ngai Musi yang ber­muara di laut di da­er­ah yang ber­dekat­an, yaitu Sungai Musi yang me­­lalui Palembang dan Sungai Musi Ba­nyuasin agak di sebelah utara.

Karena banyak sungai besar, dataran ren­dah yang melingkar dari daerah Jambi, Su­ma­tra Selatan, sampai Provinsi Lam­­­pung merupakan daerah yang banyak mem­­­­pu­nyai da­nau kecil. Asal mula danau-danau kecil itu ada­lah rawa yang di­ge­nangi air laut saat pasang. Sedangkan kota Palem­bang yang dikenal sekarang me­­nu­rut se­­jarah adalah sebuah pulau di Su­ngai Me­layu. Pulau kecil itu berupa bu­kit yang di­­beri nama Bukit Seguntang Mahameru.

Keunikan tempat itu selain hutan rim­ba­­nya yang lebat dan banyaknya danau-danau kecil, dan aneka bunga yang tumbuh subur, sepanjang wilayah itu dihuni oleh seorang dewi bersama dayang-dayangnya. Dewi itu disebut Putri Kah­yangan. Sebenarnya, dia bernama Putri Ayu Sundari. Dewi dan dayang-dayang­­nya itu mendiami hutan rim­ba raya, lereng, dan puncak Bukit Baris­an serta ke­pulauan yang sekarang dikenal dengan Ma­laysia. Mereka gemar da­tang ke daerah Batanghari Sembilan untuk ber­cengke­rama dan mandi di danau, sungai yang jernih, atau pantai yang luas, landai, dan panjang.

Karena banyaknya sungai yang ber­­muara ke laut, maka pada zaman itu para pe­layar mudah masuk melalui sungai-sungai itu sampai ke dalam, bah­kan sampai ke kaki pe­gunung­an, yang ter­nyata dae­­rah itu su­bur dan makmur. Maka ter­jadi­­lah ko­muni­­ka­si antara para pe­dagang ter­masuk pedagang dari Cina de­ngan pen­­­duduk setempat. Daerah itu men­jadi ramai oleh per­da­gang­an antara pen­duduk setempat denga­n pe­dagang. Akibat­nya, dewi-dewi dari kah­yangan merasa ter­gang­gu dan men­cari tempat lain.

Sementara itu, orang-orang banyak datang di sekitar Sungai Musi untuk mem­buat rumah di sana. Karena Sumatra Sela­tan merupakan dataran rendah yang be­rawa, maka penduduknya membuat rumah yang disebut dengan rakit.

Saat itu Bukit Seguntang Mahameru menjadi pusat perhatian manusia karena tanahnya yang subur dan aneka bunga tubuh di daerah itu. Sungai Melayu tempat Bukit Seguntang Mahameru berada juga menjadi terkenal.
Oleh karena itu, orang yang telah ber­­­­mukim di Sungai Melayu, terutama pen­duduk kota Palembang, sekarang me­nama­kan diri sebagai penduduk Sungai Melayu, yang kemudian berubah menjadi pen­duduk Melayu.

Menurut bahasa Melayu tua, kata lembang berarti dataran rendah yang ba­nyak digenangi air, kadang tenggelam kadang kering. Jadi, penduduk dataran ting­gi yang hendak ke Palembang sering me­ngatakan akan ke Lembang. Begitu juga para pendatang yang masuk ke Sungai Musi mengatakan akan ke Lembang.
Alkisah ketika Putri Ayu Sundari dan pengiringnya masih berada di Bukit Segun­tang Mahameru, ada sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di pantai Sumatra Selatan. Tiga orang kakak beradik itu ada­lah putra raja Iskandar Zulkarnain. Mere­ka selamat dari kecelakaan dan terdampar di Bukit Seguntang Mahameru.
Mereka disambut Putri Ayu Sundari. Putra tertua Raja Iskandar Zulkarnain, Sang Sa­purba kemudian menikah dengan Putri Ayu Sundari dan kedua saudaranya me­nikah dengan keluarga putri itu.

Karena Bukit Seguntang Mahameru ber­diam di Sungai Melayu, maka Sang Sa­purba dan istrinya mengaku sebagai orang Melayu. Anak cucu mereka kemudian ber­­­kem­bang dan ikut kegiatan di daerah Lem­bang. Nama Lembang semakin terke­nal. Kemudian ketika orang hendak ke Lembang selalu mengatakan akan ke Pa­lem­bang. Kata pa dalam bahasa Melayu tua menun­juk­kan daerah atau lokasi. Per­tum­buh­an ekonomi semakin ramai. Sungai Musi dan Su­­­­ngai Musi Banyuasin menjadi jalur per­dagangan kuat terkenal sampai ke negara lain. Nama Lembang pun berubah menjadi Palembang

Delta Sungai di lihat dari Satelit (II)

Di seluruh dunia, sekitar satu dari lima belas orang tinggal dan bekerja di lebih dari 40 delta sungai utama. Mereka bisa dikatakan sebagai pahlawan bumi, karena menyuburkan tanah seluas ratusan ribu kilometer persegi. Tettapi peran ini seringkali terabaikan. Kalau dilihat dari satelit, delta-delta sungai utama dunia tampak seperti pembuluh darah yang menghubungkan daratan dengan lautan, serta menghidupi manusia yang hidup di sekitarnya.

Delta sungai di lihat dari satelit

Di seluruh dunia, sekitar satu dari lima belas orang tinggal dan bekerja di lebih dari 40 delta sungai utama. Mereka bisa dikatakan sebagai pahlawan bumi, karena menyuburkan tanah seluas ratusan ribu kilometer persegi. Tettapi peran ini seringkali terabaikan. Kalau dilihat dari satelit, delta-delta sungai utama dunia tampak seperti pembuluh darah yang menghubungkan daratan dengan lautan, serta menghidupi manusia yang hidup di sekitarnya.

- Copyright © Regina Theyser - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -