Posted by : Welly
Friday, January 31, 2014
Hal pertama yang harus dipahami, mendorong anak berbicara bukan tentang berceloteh terus-menerus ke bayi untuk mengekspos kata-kata sebanyak mungkin ke mereka. Jujur saja, semakin banyak Anda bicara, bayi justru tidak akan mengerti apa yang Anda katakan.
Mendorong perkembangan bahasa pada anak adalah dengan memerhatikan kualitas dan kuantitas dari kata-kata yang kita ucapkan.Berikut 10 cara terbaik untuk mendorong anak Anda berbicara.
1. Komunikasi Dua Arah
Dari sejak bayi dilahirkan, biasakanlah mengajaknya bicara, meski bayi belum mengerti. Dan ketika anak memperlihatkan pesan nonverbal seperti suara tawa atau tangisan, responilah dengan percakapan. Itulah komunikasi awal antara Anda dan bayi Anda.
2. Jadilah “Suara” yang Pertama
Biarlah suara Anda menjadi suara pertama yang bayi Anda dengar. Bicaralah dengannya setiap waktu agar suara otentik Anda dikenalinya. Semakin sering bayi mendengar bahasa lisan dengan benar, semakin cepat mereka belajar dan mencoba berbicara.
3. Bicara Hal-hal yang Berarti
Dengan kata lain, bukan mengajarkan kata-kata, melainkan menggunakannya.Ketika Anda mengatakan “bola”, tunjuk benda yang Anda maksud. Hal itu jauh lebih efektifmembuka pengertian anak.
4. Membaca Buku dan Tunggu Respon Anak
Bacakan anak sebuah buku yang sesuai dengan minatnya. Saat membaca jangan terlalu cepat. Buat jeda sekitar 5 menit pada tiap halaman untuk membahas apa saja yang Anda lihat di sana. Namun, jika anak ingin segera membalikkan halamannya, melihat buku secaraterbalik, tidak menyelesaikan cerita, atau bahkan tidak ingin melihat buku sama sekali, biarkan saja.
5. Make it Slow
Ada begitu banyak alasan yang baik untuk memperlambat hal-hal di sekitar anak, terutama dalam hal bahasa. Ketika kita “melambat”, anak akan menjadi lebih bisa mendengarkan dan memahami.
6. Santai dan Bersabar
Kekhawatiran Anda biasanya bisa dirasakan oleh anak dan hal itu bakal menciptakan iklim yang tidak ideal untuk melangkah ke tahap perkembangan anak selanjutnya. Berbicara membutuhkan keberanian.Jadi, lakukan dengan tenang, sabar, dan percayalah pada anak Anda.
7. Jangan Menguji
Yang dibutuhkan anak untuk bisa mulai berbicara (atau melakukan hal lain) adalah kepercayaan Anda.Ketika Anda terus berusaha mengujinya, ia akan menganggap Anda tidak memercayai dan menghormatinya. Misalnya, jangan bertanya pada anak yang Anda sudah tahu jawabannya, seperti “Ayo, mana hidungmu?”
8. Bicara Mengoceh
Ketika bayi atau balita Anda tampaknya berbicara omong kosong atau meracau, saat itu sebenarnya ia sedang berusaha mengucapkan kata-kata. Usahakan untuk tidakmengabaikannya atau malah mengulang celotehannya.
9. Koreksi
Ketika anak-anak mencoba memraktekkan bahasa yang mereka ketahui (seperti warna atau nama binatang) dan diucapkan dengan salah, orangtua cenderung langsung mengoreksi. Dalam dunia anak, biasanya mereka sulit membedakan antara anjing dan beruang.
Lebih baik, Anda mengoreksinya dengan menunjukkan gambar atau model yang benar.
10. Jangan Abaikan Pikiran dan Perasaannya
Misalnya anak meminta Anda mengganti popoknya, tapi setelah mengecek dan mendapati popok tidak basah, Anda langsung menolaknya. Akan lebih baik jika setelah memeriksa popok, Anda menjelaskan kepadanya kalau popoknya masih kering, kemudian tanyakan, “Apakah popoknya perlu Mama ganti?”
Tunggulah responnya. Jika anak mengatakan “ya” atau menganggukkan kepala, mungkin ada hal lain dari popok itu yang mengganggunya. Intinya adalah, selalu dengarkan dan hormati upaya-upaya awal pada komunikasi anak. Hal itu lebih mujarab untuk mendorong balita Anda terus berbicara.
Mendorong perkembangan bahasa pada anak adalah dengan memerhatikan kualitas dan kuantitas dari kata-kata yang kita ucapkan.Berikut 10 cara terbaik untuk mendorong anak Anda berbicara.
1. Komunikasi Dua Arah
Dari sejak bayi dilahirkan, biasakanlah mengajaknya bicara, meski bayi belum mengerti. Dan ketika anak memperlihatkan pesan nonverbal seperti suara tawa atau tangisan, responilah dengan percakapan. Itulah komunikasi awal antara Anda dan bayi Anda.
2. Jadilah “Suara” yang Pertama
Biarlah suara Anda menjadi suara pertama yang bayi Anda dengar. Bicaralah dengannya setiap waktu agar suara otentik Anda dikenalinya. Semakin sering bayi mendengar bahasa lisan dengan benar, semakin cepat mereka belajar dan mencoba berbicara.
3. Bicara Hal-hal yang Berarti
Dengan kata lain, bukan mengajarkan kata-kata, melainkan menggunakannya.Ketika Anda mengatakan “bola”, tunjuk benda yang Anda maksud. Hal itu jauh lebih efektifmembuka pengertian anak.
4. Membaca Buku dan Tunggu Respon Anak
Bacakan anak sebuah buku yang sesuai dengan minatnya. Saat membaca jangan terlalu cepat. Buat jeda sekitar 5 menit pada tiap halaman untuk membahas apa saja yang Anda lihat di sana. Namun, jika anak ingin segera membalikkan halamannya, melihat buku secaraterbalik, tidak menyelesaikan cerita, atau bahkan tidak ingin melihat buku sama sekali, biarkan saja.
5. Make it Slow
Ada begitu banyak alasan yang baik untuk memperlambat hal-hal di sekitar anak, terutama dalam hal bahasa. Ketika kita “melambat”, anak akan menjadi lebih bisa mendengarkan dan memahami.
6. Santai dan Bersabar
Kekhawatiran Anda biasanya bisa dirasakan oleh anak dan hal itu bakal menciptakan iklim yang tidak ideal untuk melangkah ke tahap perkembangan anak selanjutnya. Berbicara membutuhkan keberanian.Jadi, lakukan dengan tenang, sabar, dan percayalah pada anak Anda.
7. Jangan Menguji
Yang dibutuhkan anak untuk bisa mulai berbicara (atau melakukan hal lain) adalah kepercayaan Anda.Ketika Anda terus berusaha mengujinya, ia akan menganggap Anda tidak memercayai dan menghormatinya. Misalnya, jangan bertanya pada anak yang Anda sudah tahu jawabannya, seperti “Ayo, mana hidungmu?”
8. Bicara Mengoceh
Ketika bayi atau balita Anda tampaknya berbicara omong kosong atau meracau, saat itu sebenarnya ia sedang berusaha mengucapkan kata-kata. Usahakan untuk tidakmengabaikannya atau malah mengulang celotehannya.
9. Koreksi
Ketika anak-anak mencoba memraktekkan bahasa yang mereka ketahui (seperti warna atau nama binatang) dan diucapkan dengan salah, orangtua cenderung langsung mengoreksi. Dalam dunia anak, biasanya mereka sulit membedakan antara anjing dan beruang.
Lebih baik, Anda mengoreksinya dengan menunjukkan gambar atau model yang benar.
10. Jangan Abaikan Pikiran dan Perasaannya
Misalnya anak meminta Anda mengganti popoknya, tapi setelah mengecek dan mendapati popok tidak basah, Anda langsung menolaknya. Akan lebih baik jika setelah memeriksa popok, Anda menjelaskan kepadanya kalau popoknya masih kering, kemudian tanyakan, “Apakah popoknya perlu Mama ganti?”
Tunggulah responnya. Jika anak mengatakan “ya” atau menganggukkan kepala, mungkin ada hal lain dari popok itu yang mengganggunya. Intinya adalah, selalu dengarkan dan hormati upaya-upaya awal pada komunikasi anak. Hal itu lebih mujarab untuk mendorong balita Anda terus berbicara.