Posted by : Welly
Tuesday, October 30, 2012
Bila mendengar penyakit cacar air, setiap orang kontan merasa ngeri dan takut. Terbayang wajah bopeng dengan banyak kulit melepuh kehitaman. Namun sebenarnya bila tanpda disertai komplikasi penyakit virus ini ringan dan dapat hilang tanpa bekas. Justru bila sudah terkena penyakit ini maka akan dapat kebal atau tidak terkena lagi seumur hidup karena sebagai imunisasi alamiah. Cacar air atau Varicella simplex atau Varicella atau Chickenpox adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster (VZV). Penyakit ini disebarkan secara aerogen. Cacar Air yang dikenal orang Jawa sebagai “cangkrangen”, adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. 90% kasus cacar air terjadi pada anak di bawah sepuluh tahun, dengan kejadian tertinggi pada usia 2-6 tahun.
Tanda dan Gejala
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
Gejala yang ditimbulkan penyakit cacar air ini umumnya lebih ringan pada anak kecil dibandingkan dengan anak yang lebih besar atau orang dewasa. Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Ditandai dengan demam ringan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, lemas, nyeri tenggorokan, atau pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian belakang. 24-36 jam kemudian muncul bintik-bintik merah datar (makula) yang dimulai dari badan kemudian menyebar ke wajah, lengan dan tungkai. Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Ruam ini muncul secara bertahap selama 3-4 hari sehingga pada puncak masa sakit dapat ditemui ruam dalam semua tahapannya (bintik-bintik, benjolan berisi cairan, dan ruam yang mengering). Selain di kulit, ruam juga dapat muncul di selaput lendir (mukosa), misalnya bagian dalam mulut atau vagina. Umumnya ruam membutuhkan sekitar 7 – 14 hari untuk sembuh.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Untuk menegakkan diagnosa penyakit ini, biasanya cukup dengan riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis, tanpa perlu pemeriksaan tambahan.
Penyakit ini biasanya dapat sembuh sempurna tanpa masalah yang berarti. Tetapi pada beberapa kasus, yaitu umumnya pada orang dewasa atau anak-anak dengan gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal. Komplikasi yang muncul bisa berupa radang paru-paru karena virus, peradangan jantung, peradangan hati, infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa), maupun infeksi otak (ensefalitis). Luka cacar air ini jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh bakteri staphylococcus.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.
Penularan
Waktu terekspos sampai kena penyakit dalam waktu 2 sampai 3 pekan. hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas.
Virus ini bisa ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui kontak langsung dengan cairan kulit yang melepuh atau benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan tersebut, misalnya seprai, selimut, dan handuk. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari saat timbulnya gejala sampai kulit yang melepuh telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan) selama masa itu. Apabila luka telah berubah menjadi keropeng (krusta), maka pasien tidak lagi menularkan penyakit.
Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.
Penaganan dan Pencegahan
Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan daya tahan tubuh. Karena penyebabnya virus, maka penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dan setelah itu anak akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Pengobatan yang diberikan umumnya hanya untuk meringankan gejala yang timbul.
Pemberian terapi antivirus masih kontroversial. Antivirus hanya dianjurkan diberikan pada penderita cacar air dengan komplikasi yang berat, cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari atau orang dewasa, maupun cacar air pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Pemberian antivirus ini harus dilakukan dalam jangka waktu 48 jam setelah ruam pertama kali muncul. Antivirus yang bisa diberikan yaitu asiklovir dengan dosis 20mg/kgbb/kali dalam 4 dosis selama 5 hari. Pada penderita dewasa dapat diberi penggobatan “Asiklovir” berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan “PK” sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan. Sedangkan sebagian besar kasus tidak diberikan antibiotik hanya diberikan jika ada infeksi kulit oleh bakteri yang sebenarnya sangat jarang terjai.
Pasien dianjurkan untuk istirahat (tirah baring) secukupnya, untuk menurunkan demam, sebaiknya digunakan asetaminofen, jangan aspirin. Sedangkan untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga diberikan bedak salisilat, diioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol. Yang penting dilakukan adalah menjaga agar jangan sampai luka ini terinfeksi bakteri, yaitu dengan selalu menjaga kebersihan. Kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun, anak boleh dimandikan bila tidak ada demam. Kebersihan tangan selalu dijaga, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.
Pencegahan untuk cacar air bisa dilakukan dengan pemberian imuniasi. Mengingat kejadian cacar air di Indonesia terbanyak terjadi pada anak yang telah bergaul dengan anak seumurnya (awal sekolah) dan penularan terbanyak terjadi pada saat usia sekolah, maka imunisasi aktif dianjurkan diberikan mulai usia masuk sekolah, yaitu 5 tahun. Atas pertimbangan tertentu, imunisasi ini dapat diberikan setelah usia ≥ 1 tahun. Pada keadaan terjadi kontak dengan pasien cacar air, pencegahan vaksin dapat diberikan dalam waktu 72 jam setelah penularan.
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh
Tanda dan Gejala
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
Gejala yang ditimbulkan penyakit cacar air ini umumnya lebih ringan pada anak kecil dibandingkan dengan anak yang lebih besar atau orang dewasa. Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Ditandai dengan demam ringan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, lemas, nyeri tenggorokan, atau pembesaran kelenjar getah bening di leher bagian belakang. 24-36 jam kemudian muncul bintik-bintik merah datar (makula) yang dimulai dari badan kemudian menyebar ke wajah, lengan dan tungkai. Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Ruam ini muncul secara bertahap selama 3-4 hari sehingga pada puncak masa sakit dapat ditemui ruam dalam semua tahapannya (bintik-bintik, benjolan berisi cairan, dan ruam yang mengering). Selain di kulit, ruam juga dapat muncul di selaput lendir (mukosa), misalnya bagian dalam mulut atau vagina. Umumnya ruam membutuhkan sekitar 7 – 14 hari untuk sembuh.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Untuk menegakkan diagnosa penyakit ini, biasanya cukup dengan riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis, tanpa perlu pemeriksaan tambahan.
Penyakit ini biasanya dapat sembuh sempurna tanpa masalah yang berarti. Tetapi pada beberapa kasus, yaitu umumnya pada orang dewasa atau anak-anak dengan gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal. Komplikasi yang muncul bisa berupa radang paru-paru karena virus, peradangan jantung, peradangan hati, infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa), maupun infeksi otak (ensefalitis). Luka cacar air ini jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh bakteri staphylococcus.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.
Penularan
Waktu terekspos sampai kena penyakit dalam waktu 2 sampai 3 pekan. hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas.
Virus ini bisa ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui kontak langsung dengan cairan kulit yang melepuh atau benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan tersebut, misalnya seprai, selimut, dan handuk. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari saat timbulnya gejala sampai kulit yang melepuh telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan) selama masa itu. Apabila luka telah berubah menjadi keropeng (krusta), maka pasien tidak lagi menularkan penyakit.
Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah berkeropeng. Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi seperti biasa, karena kuman yang berada pada kulit akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengonsumsi makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.
Penaganan dan Pencegahan
Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan daya tahan tubuh. Karena penyebabnya virus, maka penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dan setelah itu anak akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Pengobatan yang diberikan umumnya hanya untuk meringankan gejala yang timbul.
Pemberian terapi antivirus masih kontroversial. Antivirus hanya dianjurkan diberikan pada penderita cacar air dengan komplikasi yang berat, cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari atau orang dewasa, maupun cacar air pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Pemberian antivirus ini harus dilakukan dalam jangka waktu 48 jam setelah ruam pertama kali muncul. Antivirus yang bisa diberikan yaitu asiklovir dengan dosis 20mg/kgbb/kali dalam 4 dosis selama 5 hari. Pada penderita dewasa dapat diberi penggobatan “Asiklovir” berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan “PK” sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan. Sedangkan sebagian besar kasus tidak diberikan antibiotik hanya diberikan jika ada infeksi kulit oleh bakteri yang sebenarnya sangat jarang terjai.
Pasien dianjurkan untuk istirahat (tirah baring) secukupnya, untuk menurunkan demam, sebaiknya digunakan asetaminofen, jangan aspirin. Sedangkan untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga diberikan bedak salisilat, diioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol. Yang penting dilakukan adalah menjaga agar jangan sampai luka ini terinfeksi bakteri, yaitu dengan selalu menjaga kebersihan. Kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun, anak boleh dimandikan bila tidak ada demam. Kebersihan tangan selalu dijaga, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.
Pencegahan untuk cacar air bisa dilakukan dengan pemberian imuniasi. Mengingat kejadian cacar air di Indonesia terbanyak terjadi pada anak yang telah bergaul dengan anak seumurnya (awal sekolah) dan penularan terbanyak terjadi pada saat usia sekolah, maka imunisasi aktif dianjurkan diberikan mulai usia masuk sekolah, yaitu 5 tahun. Atas pertimbangan tertentu, imunisasi ini dapat diberikan setelah usia ≥ 1 tahun. Pada keadaan terjadi kontak dengan pasien cacar air, pencegahan vaksin dapat diberikan dalam waktu 72 jam setelah penularan.
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh