Posted by : Welly
Monday, January 16, 2012
Mike ( April 1945– Maret 1947) si ayam tanpa kepala adalah Wyandotte rooster yg dapat hidup selama 18 bulan setelah kepala nya dipotong.Setelah banyak orang yg mengiranya sebagai HOAX belaka, ayam itu dibawa oleh pemiliknya ke University of Utah di Salt Lake City untuk menetapkan keaslian nya.
Pada hari Senin 10 September 1945, petani Lloyd Olsen asal Fruita, Colorado, hendak mempersiapkan makan malam dan diperintahkan oleh isteri nya mencari seekor ayam. Saat itulah Olsen memenggal leher ayam tua berumur 5 setengah bulan bernama Mike. Kampak yg digunakan Olsen luput dr pembuluh darah leher, sehingga kebanyakan dari pembuluh otak tetap utuh. Mike sempat masuk dalam puluhan surat kabar dan majalah, termasuk Time dan Life Magazines. Olsen mendapat kritik dari beberapa pihak karena memelihara ayam tanpa kepala hidup-hidup. Di Maret 1947, pada suatu motel di Phoenix, Mike tiba2 seperti tercekik dan mati di pertengahan malam itu.
Oscar adalah seekor anak kucing 3 lantai pusat rehabilitasi di Providence, Rhode Island.Tempat itu merawat penderita Alzheimer,parkinson,dan berbagai penyakit lain di mana sang penderita bisa menemui ajal nya kapan saja dalam waktu yg tidak bs di tentukan.
Setelah sekitar 6 bulan,para staff mulai menyadari ada kejanggalan pada oscar. Oscar masuk ke ruangan yg dia mau lalu mulai mengendus-ngendus dan mengamati pasien dan selanjutnya tidur di dekat pasien tersebut. Yang mengejutkan para perawat di sana adalah pasien yg di hampiri Oscar pasti meninggal dalam kurun waktu 2-4 jam kemudian setelah kedatangan nya.
Salah satu dari kejadian pertama melibatkan seorang pasien yg memiliki semacam gumpalan darah di kaki nya.Oscar datang dan melingkarkan badan nya di kaki pasien tersebut dan tetap di situ sampai pasien tersebut meninggal beberapa jam kemudian. Ada kejadian lain di mana dokter telah menetapkan waktu kematian seorang pasien berdasarkan pada kondisi pasien.
Oscar membuktikan bahwa prediksi dokter tersebut 10 jam terlalu awal. Karena begitu Oscar mengunjungi nya pasien tersebut meninggal 2 jam kemudian dan dokter tersebut cm bisa tercengang.
Ketelitian Oscar's yg telah terbukti pada 25 kejadian akhir nya di percaya oleh pimpinan staff untuk menciptakan suatu protokol tidak biasa dan mungkin sulit dipercaya. Setiap Oscar ditemukan sedang tidur dengan seorang pasien, staff akan menghubungi anggota keluarga sang pasien untuk memberitahu mengenai kematian yang akan segera terjadi.
Kemampuan Oscar untuk memprediksi jam2 terakhir kehidupan manusia ini membingungkan banyak orang dan dideskripsikan oleh Dr.David Doza bahwa Oscar adalah kucing yg tidak mau berteman pada orang hidup. Salah satu contoh nya yg di tulis dalam artikel NEJM. Ketika ada seorang pasien wanita tua yang ditemani oleh Oscar, Dokter menyuruh Oscar untuk keluar dan Oscar mengeluarkan suara mendesis seperti ular derik yg seakan mengatakan 'Tinggalkan Aku Sendiri'.
Tillamook Cheddar adalah anjing Terrier yg berasal dari Brooklyn, New York.
Dia dikenal dunia sebagai seniman yg paling unggul dari dunia fauna, dia telah 17 pameran tunggal di Amerika dan Eropa.Saat ini Tillie berusia 8 tahun.
Pada bulan Juli 2005 sang seniman melahirkan 6 anak anjing sehat. Salah satu putranya, Doc Chinook Strongheart Cheddar tampak akan meneruskan jejak langkah ibunya. Tapi sampai saat ini Doc belum melukis, dia hanya di pakai untuk model pemotretan oleh berbagai majalah.
Alex adalah burung beo berwarna abu-abu yg menjadi subjek eksperimen oleh pengamat psikologi hewan Irene Pepperberg. Pepperberg membeli Alex di suatu petshop ketika alex berumur 1 tahun. Nama Alex sendiri sebenarnya adalah singkatan dari Avian Learning EXperiment.
Sebelum Pepperberg bekerja dengan Alex, dunia meyakini bahwa burung bukan lah makhluk yg cerdas. Tetapi Alex berhasil menunjukkan pada dunia bahwa burung dapat memahami komunikasi dengan manusia dan memahami pesan dasar nya.Pepperberg menyatakan bahwa tingkat kepintaran Alex setingkat dengan lumba-lumba ataupun kera. Dia juga menyatakan bahwa Alex memiliki kepintaran yg setara dengan manusia berumur 5 tahun walaupun belum bisa mencapai potensi maksimal nya karena dia mati dalam umur yg masih muda. Dia bisa menghitung, membedakan warna, dan menunjukkan ekspresi2 frustasi layak nya orang.
Kematian Alex menjadi kejutan, karena lama hidup rata2 dari burung beo afrika adalah 50 tahun. Dia keliatan sehat sehari sebelum dia mati, dan tiba2 ditemukan sudah tak bernyawa pagi harinya. Berdasarkan pada pernyataan Alex Foundation pada pers, 'Alex dalam kondisi kesehatan yg baik tanpa kelainan fisik apa pun selama 2 minggu terakhir sebelum kematiannya. Kematian menjadi misterius karena setelah dilakukan otopsi tetap tak diketahui penyebab kematian burung tersebut. Lab tersebut lalu menguji 2 burung lain, tetapi kemampuan mereka tak ada yg mendekati Alex bahkan sampai skrg.
Oliver ditemukan oleh Frank and Janet Berger di awal 1970 di umur sekitar 2 tahun. Beberapa pengamat perilaku dan fisik binatang kemudian meyakinkan Berger bahwa Oliver adalah binatang yg lain dr simpanse, mungkin adalah human-chimp hybrid (gabungan antara manusia dan kera)Oliver memiliki muka yg lebih datar drpd teman2 simpanse lain nya. Gigi depan nya di cabut sewaktu dia muda dan tidak pernah tumbuh taring di kumpulan gigi nya.
Oliver tidak pernah berjalan dengan kepalan tangan nya melainkan berdiri dan berjalan layak nya manusia. Yang paling mengejutkan setelah nya adalah bahwa Oliver lebih menyukai manusia perempuan dibaningkan simpanse betina. Selama peliputan special oleh Discovery Chanel, Janet Berger menyatakan bahwa Oliver telah jatuh cinta padanya ketika dia memasuki usia 16 tahun. Oliver memanjat Berger dan mencoba untuk kimpoi dengan nya. Karena tingkah laku nya itulah Oliver di anggap menjadi ancaman untuk Janet, sehingga diputuskan untuk memindahkan Oliver. Sebagian orang mengakui ia tidak memiliki suatu bau khas yang umum seperti simpanse dan hal itulah yg membuat simpanse2 lain menjauhinya.
Sehari setelah tragedi tsunami dahsyat Samudera Hindia yang menghantam Asia dan Afrika, puluhan penduduk desa tepi Pantai Malindi di Kenya melakukan tugas penyelamatan bersama aparat setempat. Saat itulah Owen Saubion melihat pemandangan ganjil di kawasan tepi pantai itu. Ia melihat bayi kudanil (masih berusia 1 tahun) itu meringkuk lemas di batu karang. Kondisinya sangat memprihatinkan. Ia terjebak di antara gelombang laut dan derasnya air dari muara Sabaki River.
Setelah dirawat, kudanil itu pun akhirnya dibawa ke Haller Park dekat Mombasa, sebuah taman suaka margasatwa milik Lafarge Eco Systems' East African firm, pada 27 Desember 2006. Di suaka margasatwa Haller Park inilah kisah persahabatan unik itu dimulai.Bayi kudanil itu kemudian diberinama Owen, sesuai nama penyelamatnya.
Petugas suaka menempatkannya di sebuah area untuk hewan-hewan kecil. Langkah ini dilakukan karena Owen masih tergolong bayi. Sementara jika di tempatkan di lokasi untuk kawanan kudanil, petugas perawat hewan khawatir ia akan diserangan kawanan kudanil lain yang tak mengenalnya. Karena kudanil sangat agresif dan "fanatik" pada kawanannya, bila ada kudanil asing mereka bisa saja membunuhnya.
Ketika Owen dilepas, ia masih bingung. Mungkin karena harus menempati lingkungan baru. Namun setelah ia merasa sedikit nyaman, Owen langsung menatap dan tertarik pada seekor kura-kura bernama Mzee.
Mzee, adalah spesies kura-kura Aldabran usia 130 tahun seberat 700 pound (320 kg). Mzee yang dalam bahasa Swahili (Afrika) berarti "wise old man" (si tua bijaksana), merupakan penghuni lama area yang dilengkapi dengan kolam asri dan hutan buatan itu.
Awalnya, Owen langsung beranjak mendekati Mzee. Namun Mzee sama sekali tak peduli padanya. Hari demi hari Owen selalu mengikuti Mzee ke mana pun ia pergi. Agaknya Owen berupaya mengambil hati Mzee. Seiring waktu dan kegigihan Owen mendekatinya, Mzee akhirnya menerima kehadiran kudanil muda itu.
Berminggu-minggu kemudian keduanya sudah tampak begitu akrab. Mzee layaknya dianggap sebagai induk oleh Owen, sementara Mzee merasa sebagai orangtua asuh bagi Owen. Bukan hanya dalam kiasan, pada kenyataannya Mzee selalu menjaga Owen dengan kelembutan. Owen juga selalu mematuhi dan senang bermain dengan Mzee.
Ikatan persahabatan mereka mengental bagai sebuah keluarga. Para perawat hewan di Haller Park bingung dengan tingkah dua hewan beda spesies ini. Mereka bagaikan induk dan anak dari satu spesies yang sama.
Apa yang disantap Mzee juga disantap Owen, di mana Owen tidur di situ pasti ada Mazee. Mereka selalu bermain air di kolam bersama, makan bersama, tidur bersama dan berjalan-jalan keliling area taman bersam-sama pula.
Setahun berlalu, namun kedua hewan beda spesies itu semakin lengket. Keduanya sudah tak terpisahkan lagi. Fenomena ini sungguh mengejutkan sejumlah besar ilmuwan. Bukannya saja karena peristiwa seperti ini belum pernah terjadi, tetapi di antara mereka juga sudah mengembangkan "bahasa" mereka sendiri sebagai sistem komunikasi di antara keduanya. Bahasa komunikasi lewat suara yang sama sekali belum pernah ditemukan dalam kelompok kudanil atau pun kura-kura Adabran.
Suara dalam nada tertentu dari Mzee akan direspons oleh Owen secara tepat. Begitu pula sebaliknya, suara dalam nada tertentu dari Owen direspons Mzee pula secara tepat. Selain itu, keduanya juga mengembangkan bahasa tubuh yang hanya mereka berdua pahami, seperti gigitan lembut, sentuhan, dorongan dan belaian yang masing-masing direspons sebagai suatu kode untuk melakukan sesuatu atau ungkapan kasih sayang di antara keduanya.
Keunikan persahabatan Owen dan Mzee pun menjadi fenomena mendunia. Tingkah laku dan komunikasi unik yang sama sekali baru dalam dunia zoologi (ilmu tentang hewan) itu membuat mereka menjadi selebriti dunia. Sejumlah besar foto, film, dokumentasi, bahkan buku dan artikel mengulas soal teka-teki besar persahabatan mereka.
Owen dan Mzee pun menjadi lambang cinta dan persahabatan yang tidak mengenal batasan fisik, ras, spesies dan teritori.
BEIJING--Satu anjing 'mastiff' Tibet di Hangzhou, ibukota Provinsi Zhejiang, menggigit lidahnya sendiri dan menemui ajal setelah dipukuli oleh majikannya.
Sang pemilik, yang bernama keluarga Pan, memukuli anjing tersebut karena berkelahi dengan anjing lain, dengan tujuan memberi anjing itu pelajaran.
'Saya merasa sangat menyesal,' kata Pan setelah kejadian itu. 'Teman saya yang telah memelihara anjing mastiff Tibet selama 20 tahun memberitahu saya bahwa hewan tersebut adalah rajanya semua anjing dan memiliki rasa kebanggaan diri yang sangat kuat.'
"Jika anda memukuli anjing mastiff di hadapan anjing lain, hewan itu merasa malu dan akan bunuh diri untuk mempertahankan martabatnya," katanya.Kasian banget hewan jg punya harga diri.
Seekor kucing bisa mendatangkan pemasukan sampai 1,1 miliar yen atau sekitar Rp 99,18 miliar per tahun bagi sebuah kota kecil di Jepang. Tama adalah seekor kucing tortoiseshell yang lahir dan hidup di stasiun kereta api Kishi yang tanpa kepala stasiun di Kinokawa, Provinsi Kishigawa, Jepang barat.
Karena itu, Tama menjadi kepala stasiun lengkap dengan seragam perusahaan kereta api Wakayama. Kucing ini tampil di stasiun saat kereta api lewat, berjalan seperti layaknya kepala stasiun kereta api. Aksi Tama ini mengundang ribuan turis datang ke sana.
Menurut Katsuhiro Miyamoto, profesor pada Sekolah Akuntansi Universitas Kansai, yang meneliti dampak berganda dari kehadiran Tama sebagai kepala stasiun, menyebutkan ada dana sebesar 1,1 miliar yen pada tahun 2007 yang mengalir ke Kinokawa. Selain mereka yang datang, suvenir buku bergambar Tama dan berbagai barang lain bergambar kucing kepala stasiun ini juga laku.
Tama juga disorot oleh stasiun televisi dan publisitas lainnya. Atas semua perannya ini, Tama hanya mendapat gaji dan bonus berupa makanan kucing yang hanya bernilai 280 juta yen per tahun. Padahal, Tama lahir dari seekor kucing yang tersesat, yang dibawa ke stasiun oleh tukang bersih-bersih dan kemudian dipelihara Toshiko Koyama, yang punya toko di dekat situ. Kondisi menguntungkan ini sudah berlangsung sejak Januari 2007.
Pada hari Senin 10 September 1945, petani Lloyd Olsen asal Fruita, Colorado, hendak mempersiapkan makan malam dan diperintahkan oleh isteri nya mencari seekor ayam. Saat itulah Olsen memenggal leher ayam tua berumur 5 setengah bulan bernama Mike. Kampak yg digunakan Olsen luput dr pembuluh darah leher, sehingga kebanyakan dari pembuluh otak tetap utuh. Mike sempat masuk dalam puluhan surat kabar dan majalah, termasuk Time dan Life Magazines. Olsen mendapat kritik dari beberapa pihak karena memelihara ayam tanpa kepala hidup-hidup. Di Maret 1947, pada suatu motel di Phoenix, Mike tiba2 seperti tercekik dan mati di pertengahan malam itu.
Oscar adalah seekor anak kucing 3 lantai pusat rehabilitasi di Providence, Rhode Island.Tempat itu merawat penderita Alzheimer,parkinson,dan berbagai penyakit lain di mana sang penderita bisa menemui ajal nya kapan saja dalam waktu yg tidak bs di tentukan.
Setelah sekitar 6 bulan,para staff mulai menyadari ada kejanggalan pada oscar. Oscar masuk ke ruangan yg dia mau lalu mulai mengendus-ngendus dan mengamati pasien dan selanjutnya tidur di dekat pasien tersebut. Yang mengejutkan para perawat di sana adalah pasien yg di hampiri Oscar pasti meninggal dalam kurun waktu 2-4 jam kemudian setelah kedatangan nya.
Salah satu dari kejadian pertama melibatkan seorang pasien yg memiliki semacam gumpalan darah di kaki nya.Oscar datang dan melingkarkan badan nya di kaki pasien tersebut dan tetap di situ sampai pasien tersebut meninggal beberapa jam kemudian. Ada kejadian lain di mana dokter telah menetapkan waktu kematian seorang pasien berdasarkan pada kondisi pasien.
Oscar membuktikan bahwa prediksi dokter tersebut 10 jam terlalu awal. Karena begitu Oscar mengunjungi nya pasien tersebut meninggal 2 jam kemudian dan dokter tersebut cm bisa tercengang.
Ketelitian Oscar's yg telah terbukti pada 25 kejadian akhir nya di percaya oleh pimpinan staff untuk menciptakan suatu protokol tidak biasa dan mungkin sulit dipercaya. Setiap Oscar ditemukan sedang tidur dengan seorang pasien, staff akan menghubungi anggota keluarga sang pasien untuk memberitahu mengenai kematian yang akan segera terjadi.
Kemampuan Oscar untuk memprediksi jam2 terakhir kehidupan manusia ini membingungkan banyak orang dan dideskripsikan oleh Dr.David Doza bahwa Oscar adalah kucing yg tidak mau berteman pada orang hidup. Salah satu contoh nya yg di tulis dalam artikel NEJM. Ketika ada seorang pasien wanita tua yang ditemani oleh Oscar, Dokter menyuruh Oscar untuk keluar dan Oscar mengeluarkan suara mendesis seperti ular derik yg seakan mengatakan 'Tinggalkan Aku Sendiri'.
Tillamook Cheddar adalah anjing Terrier yg berasal dari Brooklyn, New York.
Dia dikenal dunia sebagai seniman yg paling unggul dari dunia fauna, dia telah 17 pameran tunggal di Amerika dan Eropa.Saat ini Tillie berusia 8 tahun.
Pada bulan Juli 2005 sang seniman melahirkan 6 anak anjing sehat. Salah satu putranya, Doc Chinook Strongheart Cheddar tampak akan meneruskan jejak langkah ibunya. Tapi sampai saat ini Doc belum melukis, dia hanya di pakai untuk model pemotretan oleh berbagai majalah.
Alex adalah burung beo berwarna abu-abu yg menjadi subjek eksperimen oleh pengamat psikologi hewan Irene Pepperberg. Pepperberg membeli Alex di suatu petshop ketika alex berumur 1 tahun. Nama Alex sendiri sebenarnya adalah singkatan dari Avian Learning EXperiment.
Sebelum Pepperberg bekerja dengan Alex, dunia meyakini bahwa burung bukan lah makhluk yg cerdas. Tetapi Alex berhasil menunjukkan pada dunia bahwa burung dapat memahami komunikasi dengan manusia dan memahami pesan dasar nya.Pepperberg menyatakan bahwa tingkat kepintaran Alex setingkat dengan lumba-lumba ataupun kera. Dia juga menyatakan bahwa Alex memiliki kepintaran yg setara dengan manusia berumur 5 tahun walaupun belum bisa mencapai potensi maksimal nya karena dia mati dalam umur yg masih muda. Dia bisa menghitung, membedakan warna, dan menunjukkan ekspresi2 frustasi layak nya orang.
Kematian Alex menjadi kejutan, karena lama hidup rata2 dari burung beo afrika adalah 50 tahun. Dia keliatan sehat sehari sebelum dia mati, dan tiba2 ditemukan sudah tak bernyawa pagi harinya. Berdasarkan pada pernyataan Alex Foundation pada pers, 'Alex dalam kondisi kesehatan yg baik tanpa kelainan fisik apa pun selama 2 minggu terakhir sebelum kematiannya. Kematian menjadi misterius karena setelah dilakukan otopsi tetap tak diketahui penyebab kematian burung tersebut. Lab tersebut lalu menguji 2 burung lain, tetapi kemampuan mereka tak ada yg mendekati Alex bahkan sampai skrg.
Oliver ditemukan oleh Frank and Janet Berger di awal 1970 di umur sekitar 2 tahun. Beberapa pengamat perilaku dan fisik binatang kemudian meyakinkan Berger bahwa Oliver adalah binatang yg lain dr simpanse, mungkin adalah human-chimp hybrid (gabungan antara manusia dan kera)Oliver memiliki muka yg lebih datar drpd teman2 simpanse lain nya. Gigi depan nya di cabut sewaktu dia muda dan tidak pernah tumbuh taring di kumpulan gigi nya.
Oliver tidak pernah berjalan dengan kepalan tangan nya melainkan berdiri dan berjalan layak nya manusia. Yang paling mengejutkan setelah nya adalah bahwa Oliver lebih menyukai manusia perempuan dibaningkan simpanse betina. Selama peliputan special oleh Discovery Chanel, Janet Berger menyatakan bahwa Oliver telah jatuh cinta padanya ketika dia memasuki usia 16 tahun. Oliver memanjat Berger dan mencoba untuk kimpoi dengan nya. Karena tingkah laku nya itulah Oliver di anggap menjadi ancaman untuk Janet, sehingga diputuskan untuk memindahkan Oliver. Sebagian orang mengakui ia tidak memiliki suatu bau khas yang umum seperti simpanse dan hal itulah yg membuat simpanse2 lain menjauhinya.
Sehari setelah tragedi tsunami dahsyat Samudera Hindia yang menghantam Asia dan Afrika, puluhan penduduk desa tepi Pantai Malindi di Kenya melakukan tugas penyelamatan bersama aparat setempat. Saat itulah Owen Saubion melihat pemandangan ganjil di kawasan tepi pantai itu. Ia melihat bayi kudanil (masih berusia 1 tahun) itu meringkuk lemas di batu karang. Kondisinya sangat memprihatinkan. Ia terjebak di antara gelombang laut dan derasnya air dari muara Sabaki River.
Setelah dirawat, kudanil itu pun akhirnya dibawa ke Haller Park dekat Mombasa, sebuah taman suaka margasatwa milik Lafarge Eco Systems' East African firm, pada 27 Desember 2006. Di suaka margasatwa Haller Park inilah kisah persahabatan unik itu dimulai.Bayi kudanil itu kemudian diberinama Owen, sesuai nama penyelamatnya.
Petugas suaka menempatkannya di sebuah area untuk hewan-hewan kecil. Langkah ini dilakukan karena Owen masih tergolong bayi. Sementara jika di tempatkan di lokasi untuk kawanan kudanil, petugas perawat hewan khawatir ia akan diserangan kawanan kudanil lain yang tak mengenalnya. Karena kudanil sangat agresif dan "fanatik" pada kawanannya, bila ada kudanil asing mereka bisa saja membunuhnya.
Ketika Owen dilepas, ia masih bingung. Mungkin karena harus menempati lingkungan baru. Namun setelah ia merasa sedikit nyaman, Owen langsung menatap dan tertarik pada seekor kura-kura bernama Mzee.
Mzee, adalah spesies kura-kura Aldabran usia 130 tahun seberat 700 pound (320 kg). Mzee yang dalam bahasa Swahili (Afrika) berarti "wise old man" (si tua bijaksana), merupakan penghuni lama area yang dilengkapi dengan kolam asri dan hutan buatan itu.
Awalnya, Owen langsung beranjak mendekati Mzee. Namun Mzee sama sekali tak peduli padanya. Hari demi hari Owen selalu mengikuti Mzee ke mana pun ia pergi. Agaknya Owen berupaya mengambil hati Mzee. Seiring waktu dan kegigihan Owen mendekatinya, Mzee akhirnya menerima kehadiran kudanil muda itu.
Berminggu-minggu kemudian keduanya sudah tampak begitu akrab. Mzee layaknya dianggap sebagai induk oleh Owen, sementara Mzee merasa sebagai orangtua asuh bagi Owen. Bukan hanya dalam kiasan, pada kenyataannya Mzee selalu menjaga Owen dengan kelembutan. Owen juga selalu mematuhi dan senang bermain dengan Mzee.
Ikatan persahabatan mereka mengental bagai sebuah keluarga. Para perawat hewan di Haller Park bingung dengan tingkah dua hewan beda spesies ini. Mereka bagaikan induk dan anak dari satu spesies yang sama.
Apa yang disantap Mzee juga disantap Owen, di mana Owen tidur di situ pasti ada Mazee. Mereka selalu bermain air di kolam bersama, makan bersama, tidur bersama dan berjalan-jalan keliling area taman bersam-sama pula.
Setahun berlalu, namun kedua hewan beda spesies itu semakin lengket. Keduanya sudah tak terpisahkan lagi. Fenomena ini sungguh mengejutkan sejumlah besar ilmuwan. Bukannya saja karena peristiwa seperti ini belum pernah terjadi, tetapi di antara mereka juga sudah mengembangkan "bahasa" mereka sendiri sebagai sistem komunikasi di antara keduanya. Bahasa komunikasi lewat suara yang sama sekali belum pernah ditemukan dalam kelompok kudanil atau pun kura-kura Adabran.
Suara dalam nada tertentu dari Mzee akan direspons oleh Owen secara tepat. Begitu pula sebaliknya, suara dalam nada tertentu dari Owen direspons Mzee pula secara tepat. Selain itu, keduanya juga mengembangkan bahasa tubuh yang hanya mereka berdua pahami, seperti gigitan lembut, sentuhan, dorongan dan belaian yang masing-masing direspons sebagai suatu kode untuk melakukan sesuatu atau ungkapan kasih sayang di antara keduanya.
Keunikan persahabatan Owen dan Mzee pun menjadi fenomena mendunia. Tingkah laku dan komunikasi unik yang sama sekali baru dalam dunia zoologi (ilmu tentang hewan) itu membuat mereka menjadi selebriti dunia. Sejumlah besar foto, film, dokumentasi, bahkan buku dan artikel mengulas soal teka-teki besar persahabatan mereka.
Owen dan Mzee pun menjadi lambang cinta dan persahabatan yang tidak mengenal batasan fisik, ras, spesies dan teritori.
BEIJING--Satu anjing 'mastiff' Tibet di Hangzhou, ibukota Provinsi Zhejiang, menggigit lidahnya sendiri dan menemui ajal setelah dipukuli oleh majikannya.
Sang pemilik, yang bernama keluarga Pan, memukuli anjing tersebut karena berkelahi dengan anjing lain, dengan tujuan memberi anjing itu pelajaran.
'Saya merasa sangat menyesal,' kata Pan setelah kejadian itu. 'Teman saya yang telah memelihara anjing mastiff Tibet selama 20 tahun memberitahu saya bahwa hewan tersebut adalah rajanya semua anjing dan memiliki rasa kebanggaan diri yang sangat kuat.'
"Jika anda memukuli anjing mastiff di hadapan anjing lain, hewan itu merasa malu dan akan bunuh diri untuk mempertahankan martabatnya," katanya.Kasian banget hewan jg punya harga diri.
Seekor kucing bisa mendatangkan pemasukan sampai 1,1 miliar yen atau sekitar Rp 99,18 miliar per tahun bagi sebuah kota kecil di Jepang. Tama adalah seekor kucing tortoiseshell yang lahir dan hidup di stasiun kereta api Kishi yang tanpa kepala stasiun di Kinokawa, Provinsi Kishigawa, Jepang barat.
Karena itu, Tama menjadi kepala stasiun lengkap dengan seragam perusahaan kereta api Wakayama. Kucing ini tampil di stasiun saat kereta api lewat, berjalan seperti layaknya kepala stasiun kereta api. Aksi Tama ini mengundang ribuan turis datang ke sana.
Menurut Katsuhiro Miyamoto, profesor pada Sekolah Akuntansi Universitas Kansai, yang meneliti dampak berganda dari kehadiran Tama sebagai kepala stasiun, menyebutkan ada dana sebesar 1,1 miliar yen pada tahun 2007 yang mengalir ke Kinokawa. Selain mereka yang datang, suvenir buku bergambar Tama dan berbagai barang lain bergambar kucing kepala stasiun ini juga laku.
Tama juga disorot oleh stasiun televisi dan publisitas lainnya. Atas semua perannya ini, Tama hanya mendapat gaji dan bonus berupa makanan kucing yang hanya bernilai 280 juta yen per tahun. Padahal, Tama lahir dari seekor kucing yang tersesat, yang dibawa ke stasiun oleh tukang bersih-bersih dan kemudian dipelihara Toshiko Koyama, yang punya toko di dekat situ. Kondisi menguntungkan ini sudah berlangsung sejak Januari 2007.