Archive for July 2011
Seorang yang sangat pelit
Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Beranikah USA menyerang Indonesia???
Apakah Amerika Berani Menyerang Indonesia.....?????
---------------------------------------------------
Pentagon membayangkan jika AS terpaksa harus menyerang Indonesia berapa
kerugian yang harus di pikul pihak AS dan berapa keuntungan pihak
indonesia dari kehadiran tentara AS di sana.
Begitu memasuki perairan dataran indonesia, mereka akan di hadang pihak
bea cukai karena membawa masuk senjata api dan senjata tajam serta
peralatan perang tanpa surat izin dari pemerintah RI. Ini berarti mereka
harus menyediakan "Uang Damai", coba hitung berapa besarnya jika
bawaanya sedemikian banyak.
Kemudian mereka mendirikan Base camp militer , bisa di tebak di sekitas
base camp pasti akan di kelilingi oleh penjual Bakso, Tukang Es kelapa,
lapak VCD bajakan, sampai obral Cel-Dam Rp. 10.000 3 Pcs. Belum lagi
para pengusaha komedi puter bakal ikut mangkal di sekitar base camp
juga. Kemudian kendaraan-kendaraan tempur serta tank -tank lapis baja
yang di parkir dekat base camp akan di kenakan retribusi parkir oleh
petugas dari dinas perpakiran daerah. Jika dua jam pertama perkendaraan
dikenakan Rp.
10.000,- (maklum tarif orang bule), berapa yang harus di bayar AS kalau
kendaraan & tank harus parkir selama sebulan.
Sepanjang jalan ke lokasi base camp pasukan AS harus menghadapi para
Mr. Cepek yang berlagak memperbaiki jalan sambil memungut biaya bagi
kendaraan yang melewati jalan tersebut. Dan jika kendaran tempur dan
tank harus membelok atau melewati pertigaan mereka harus menyiapkan
recehan untuk para Mr. Cepe.
Suatu kerepotan besar bagi rombongan pasukan jika harus berkonvoi,
karena konvoi yang berjalan lambat pasti akan di hampiri para pengamen,
pengemis dan anak-anak jalanan, ini berarti harus mengeluarkan recehan
lagi. Belum lagi jika di jalan bertemu polisi yang sedang bokek, udah
pasti kena semprit kerena konvoi tanpa izin. Bayangkan berapa uang damai
yang harus di keluarkan.
Di base camp militer, tentara AS sudah pasti nggak bisa tidur, karena
nyamuknya masya Allah, gede-gede kayak vampire. Malam hari di hutan yang
sepi mereka akan di kunjungi para wanita yang tertawa dan menangis.
Harusnya mereka senang karena bisa berkencan dengan wanita ini tapi
kesenangan tersebut akan sirna begitu melihat para wanita ini punya
bolong besar di punggungnya. " yang di tembakkan penduduk setempat dari
"Flying helicopter" alias wc terapung di atas sungai.
Pasukan AS juga tidak bisa jauh jauh dari pelaratan perangnya, karena
di sekitar base camp sudah mengintai pedagang besi loakan yang siap
mempereteli peralatan perang canggih yang mereka bawa. Meleng sedikit
saja tank canggih mereka bakal siap dikiloin. Belum lagi para curanmor
yang siap beraksi dengan kunci T-nya siap merebut jip-jip perang mereka
yang kalau di dempul dan cat ulang bisa di jual mahal ke anak-anak orang
kaya yang pengen gaya-gayaan.
Dan yang lebih menyedihkan lagi badan pasukan AS akan jamuran karena
tidak bisa berganti pakaian. Kalau berani nekat menjemur pakaiannya dan
meleng sedikit saja, besok pakaian mereka sudah mejeng di pasar
jatinegara di lapak-lapak pakaian bekas.
Peralatan telekomunikasi mereka juga harus di jaga ketat, karena para
bandit kapak merah sudah mengincar peralatan canggih itu.
Dan mereka juga harus membayar sewa tanah yang di gunakan untuk base
camp kepada haji Husin, haji mamat, dan engkong jai' para pemilik
tanah. Di samping itu mereka juga harus minta izin kepada RT/ RW dan
kelurahan setempat, berapa meja yang harus di lalui dan berapa banyak
dana yang harus di siapkan untuk meng-Amplopi pejabat-pejabat ini.
Para komandan di pasukan AS ini juga akan kena tugas tambahan mengawasi
para prajuritnya yang banyak menyelinap keluar base camp buat nonton
dangdut di RW 06, katanya ada Inul di sana.
Membayangkan ini semua akhirnya AS memutuskan TIDAK AKAN MENYERANG
INDONESIA !!!
Cerita Anak Semut dan Belalang
Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.
"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.
"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.
Aku tahu : Petir dan Tulang Manusia
Mengapa Bisa Terjadi Petir?
Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif menuju ke muatan positif. Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa dengan medan listrik berbeda. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan api pada busi.
Petir adalah hasil pelepasan muatan listrik di awan. Energi dari pelepasan itu begitu besarnya sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat kuat yaitu geluduk, guntur, atau halilintar. Geluduk, guntur, atau halilintar ini dapat menghancurkan bangunan, membunuh manusia, dan memusnahkan pohon. Sedemikian raksasanya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya, sebagai akibat udara yang terbelah, sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik itu juga akan menimbulkan bunyi yang menggelegar.
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Petir merupakan gejala alam yang bisa kita anggap dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
Berapa banyak tulang yang kita miliki?
Anak bayi yang baru lahir memiliki 270 tulang. Beberapa tulang akan bergabung menjadi satu saat kita mulai dewasa dan saat itu, tulang yang dimiliki oleh orang dewasa menjadi 206. Pada bagian pusat, terdapat 74 tulang, termasuk 26 tulang punggung, 22 pada bagian tengkorak dan 25 pada bagian-bagian yang disebut rusuk. Tangan dan kaki memiliki 126 tulang, 62 di kaki dan 64 di tangan. Telinga kita sendiri juga memiliki 6 buah tulang.
Aku tahu : Pesawat terbang dan Pelangi
Pesawat Terbang, Kenapa Pesawat terbang terlihat lebih lambat pada saat terbang dikejauhan.
Ketika kita melihat sesuatu yang bergerak, yang patut kita sadari adalah perubahan sudut pandang dari mata kita terhadap obyek yang bergerak tersebut. Obyek yang berada dekat sekali dengan kita, walaupun bergerak tidak terlalu cepat, akan membuat kita memutarkan kepala hanya untuk melihat kemana obyek itu sekarang berada.
Ketika kamu melihat sesuatu obyek yang bergerak di kejauhan, perubahan sudut pandang yang terjadi tidak sebesar apabila obyek itu ada di dekat kita sehingga kita merasa bahwa obyek tersebut bergerak lambat, seperti pada pesawat yang sedang terbang jauh di atas kita.
Contoh lainnya adalah bulan. Bulan bergerak mengelilingi bumi dengan kecepatan rata-rata 1.022 Km/jam, tetapi karena jarak antara kita dengan bulan yang jauh, bulan kelihatan tidak bergerak sama sekali, karena kita hampir tidak merasakan perubahan sudut pandang.
PELANGI
Indahnya pelangi seperti suatu keceriaan
keceriaan yang berwarna - warni
ada warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
yang sering dikatakan MEJIKUHIBIU
Pelangi muncul di kala hujan, telah berhenti..
ketika hujan berhenti maka muncullah pelangi tersebut
pelangi memancarkan warna yang indah
yang ketika orang melihatnya tersenyum dan akan mengatakan "ada pelangi setelah hujan"
Ingin sepertinya menjadi sebagian dari pelangi tersebut
karena warna itu indah
karena warna itu ceria
dan karena warna itu bahagia
Berikut adalah proses bagaimana terbentuknya Pelangi:
Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir. Ketika sinar matahari melalui tetesan air, cahaya tersebut dibengkokkan sedemikian rupa sehingga membuat warna-warna yang ada pada cahaya tersebut terpisah. Tiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda, dan warna merah adalah warna yang paling terakhir dibengkokkan, sedangkan ungu adalah yang paling pertama. Fenomena ini yang kita lihat sebagai pelangi.
Ketika kita melihat sesuatu yang bergerak, yang patut kita sadari adalah perubahan sudut pandang dari mata kita terhadap obyek yang bergerak tersebut. Obyek yang berada dekat sekali dengan kita, walaupun bergerak tidak terlalu cepat, akan membuat kita memutarkan kepala hanya untuk melihat kemana obyek itu sekarang berada.
Ketika kamu melihat sesuatu obyek yang bergerak di kejauhan, perubahan sudut pandang yang terjadi tidak sebesar apabila obyek itu ada di dekat kita sehingga kita merasa bahwa obyek tersebut bergerak lambat, seperti pada pesawat yang sedang terbang jauh di atas kita.
Contoh lainnya adalah bulan. Bulan bergerak mengelilingi bumi dengan kecepatan rata-rata 1.022 Km/jam, tetapi karena jarak antara kita dengan bulan yang jauh, bulan kelihatan tidak bergerak sama sekali, karena kita hampir tidak merasakan perubahan sudut pandang.
PELANGI
Indahnya pelangi seperti suatu keceriaan
keceriaan yang berwarna - warni
ada warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
yang sering dikatakan MEJIKUHIBIU
Pelangi muncul di kala hujan, telah berhenti..
ketika hujan berhenti maka muncullah pelangi tersebut
pelangi memancarkan warna yang indah
yang ketika orang melihatnya tersenyum dan akan mengatakan "ada pelangi setelah hujan"
Ingin sepertinya menjadi sebagian dari pelangi tersebut
karena warna itu indah
karena warna itu ceria
dan karena warna itu bahagia
Berikut adalah proses bagaimana terbentuknya Pelangi:
Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir. Ketika sinar matahari melalui tetesan air, cahaya tersebut dibengkokkan sedemikian rupa sehingga membuat warna-warna yang ada pada cahaya tersebut terpisah. Tiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda, dan warna merah adalah warna yang paling terakhir dibengkokkan, sedangkan ungu adalah yang paling pertama. Fenomena ini yang kita lihat sebagai pelangi.
7 Tindakan Sederhana yang menjadi kunci sukses Kejayaan Manusia
7 Tindakan Sederhana yang menjadi kunci sukses Kejayaan Manusia
1. Hindari / jangan berbuat curang walau sekecil apapun, untuk memperoleh kebaikan dalam hidup. |
2. Janganlah mengukur rizki yang kau peroleh dengan besaran uang saat ini, karena ada keuntungan phisikologis yang terus lekat menjadi kekayaan sejati, setelah anda berbuat penuh makna bagi kehidupan sesama. |
3. Kekayaan sejati yaitu : Sehat, Selamat, Nyaman hati, banyak sahabat, terhormat, bermartabat, dapat kepercayaan, tinggi Ilmu, atau hal lain yang tidak terukur materi. |
4. Merenunglah jika engkau mulai jadi pengeluh dan peminta-minta, agar engkau menemukan kebesaran hati & kepercayaan dirimu untuk menjadi makmur penuh syukur. |
5. Ikhlaskan lah apa yang engkau miliki bila terpaksa harus hilang atau diambil seseorang, karena besarnya kekayaanmu nanti akan ditentukan oleh seberapa besar keikhlasanmu. |
6. Sebarkanlah Ilmu apapun yang engkau bisa dan Karya2 kreatif yang engkau punya, agar tercipta Ilmu2 yang lebih tinggi yang terus mengalir menjadi sumber kekayaanmu yang tiada habisnya. |
7. Berbagilah rahasia sukses & pikiran positivemu kepada siapapun yang membutuhkan, agar banyak orang termotivasi, dan dapat meraih keberhasilan dalam hidupnya, dengan itu mereka akan menjadikanmu sebagai guru besar, dan membantumu mencapai kebahagiaan |
Photo-Photo Regina dan Cindy
Kisah Ile Mauraja dari NTT
Ile Mauraja adalah nama sebuah gunung yang terletak di daerah Nusa Tenggara Timur. Ile dalam bahasa setempat berarti “gunung”. Keberadaan gunung ini disebabkan oleh sebuah peristiwa yang pernah terjadi di daerah tersebut. Peristiwa apakah itu? Berikut kisahnya dalam cerita Legenda Ile Mauraja.
Dahulu, di sebuah kampung di Nusa Tenggara Timur, ada seorang bocah laki-laki yang tampan bernama Raja. Namun, ia memiliki sifat yang amat keras kepala. Semua kiinginannya harus dipenuhi. Sifat Raja itu terkadang membuat kedua orang tuanya pusing kepala. Suatu ketika, ibunya sedang memintal benang. Karena penasaran terhadap apa yang dikerjakan ibunya, Raja pun bertanya.
“Ibu sedang membuat apa?” tanya Raja.
“Ibu sedang membuat sehelai kain untukmu, Nak,” jawab ibunya.
Betapa senangnya hati Raja. Dikiranya sarung itu akan selesai dibuat dalam waktu sehari. Maka, ia pun selalu bertanya kepada ibunya.
“Bu, kapan sarung itu selesai?” tanya Raja, “Aku tidak sabar lagi ingin memakainya.”
“Sabarlah, Nak. Ibu akan segera menyelesaikannya,” jawab ibunya.
Begitulah setiap hari Raja tidak bosan-bosannya bertanya dan menagih janji ibunya. Sang Ibu pun bingung karena ia tidak mau berbohong. Padahal, ia sering menasehati anaknya agar selalu menepati janji dan tidak boleh berbohong. Ketika, Raja kembali bertanya, sang Ibu diam saja.
“Kenapa ibu diam saja?” tanya Raja, “Wah, tidak menepati janji.”
Merasa malu dituduh oleh anaknya, sang Ibu pun menjelaskan bahwa membuat sehelai sarung membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Anakku, Raja. Ibu bukannya ingkar janji. Tapi, perlu kamu ketahui bahwa membuat sehelai sarung itu tidak bisa sebentar,” ujar ibunya.
Mendengar penjelasan itu, Raja pun merasa menyesal karena telah menuduh ibunya yang bukan-bukan. Sejak itulah, ia mulai sadar terhadap sikapnya yang suka kasar kepada ibunya. Pikiran itu pun terbawa ke dalam mimpinya. Malam itu, ia bermimpi didatangi oleh seorang kakek yang mengenakan pakaian putih-putih.
“Hai, anak muda. Apa yang terjadi dengan dirimu? Kenapa kamu wajahmu pucat seperti itu?” tanya kakek itu dalam mimpi Raja.
Raja pun menceritakan apa yang terjadi antara dia dengan ibunya.
“Iya, Kek. Saya merasa berdosa kepada ibu saya. Selama ini saya selalu memaksakan kehendak kepada ibu. Bahkan, saya telah menuduhnya telah mengingkari janjinya,” cerita Raja dalam mimpi itu yang membuat sang kakek menjadi iba.
“Baiklah, cucuku. Jika kamu memang benar-benar merasa menyesal, maka kamu harus menebus kesalahan itu,” ujar Kakek itu.
“Apa maksud, Kakek?” tanya Raja bingung.
“Besok, bangunlah sebelum ayam jantan berkokok yang ketiga kalinya. Pergilah ke arah matahari terbit dan berjalanlah sampai kamu menemukan sebuah gua,” kata kakek itu, “Tapi ingat, kamu harus diam selama perjalanan,” tambahnya.
“Baik, Kek,” jawab Raja.
Kakek misterius itu kemudian lenyap. Saat itu pula, Raja terbangun. Ketika ayam jantan berkokok yang kedua kalinya, ia segera melaksanakan nasehat kakek dalam mimpinya itu. Dalam suasana yang agak gelap, Raja berjalan ke arah timur dengan menyusuri hutan belantara hingga akhirnya menemukan sebuah gua.
“Hai, gua inikah yang dimaksud Kakek itu?” gumamnya.
Raja dengan melangkah perlahan-lahan mendekati gua itu. Ketika ia berada di depan mulut gua, tiba-tiba ia mendengar suara menyapanya.
“Cucuku, tidak usah takut. Masuklah ke dalam gua ini,” kata suara itu.
Suara itu tidak asing lagi di telinga Raja, seperti suara Kakek yang ada di mimpinya semalam. Tanpa ragu-ragu, ia pun segera masuk ke dalam gua. Ternyata dugaannya benar. Tampak seorang Kakek yang pernah ia temui di dalam mimpi sedang duduk di atas lempengan batu besar. Raja pun kemudian duduk di samping kakek itu.
“Cucuku, tanamlah biji kapas ini di kebun ibumu di belakang rumah,” perintah kakek itu seraya memberikan segenggam biji kapas dalam sebuah tempurung kelapa kepada Raja.
“Terima kasih, Kek!” ucap Raja seraya berpamitan.
Namun, sebelum ia meninggalkan gua, Kakek itu berpesan kepadanya.
“Sesampainya kamu di rumah, minta maaflah kepada ibumu atas sikapmu yang buruk. Hormatilah orang tuamu,” kata kakek itu.
Begitu selesai berpesan, Kakek itu tiba-tiba menghilang. Bersamaan dengan kejadian itu, tiba-tiba muncul seekor ular raksasa di hadapan Raja. Karena ketakutan, maka cepat-cepatlah Raja meninggalkan gua itu.
Setiba di rumahnya, Raja langsung menanam biji kapas pemberian sang Kakek. Sungguh ajaib, biji kapas itu tumbuh dengan cepat sekali. Hanya dalam waktu seminggu, tanaman kapasnya sudah berbuah. Buahnya pun unik karena berbentuk gulungan kain seperti yang biasa dipakai ibu Raja. Dengan kejadian itu, sikap Raja mulai berubah. Kini, ia menjadi anak yang halus dan lemah lembut tutur sapanya, penurut, dan rajin membantu kedua orangnya.
Suatu hari, kambing peliharaan orangtua Raja hilang. Raja pun turut membantu mencari kambing tersebut. Ia berjalan menyusuri hutan belantara. Tanpa disadari, langkahnya ternyata sampai di depan gua yang dulu pernah ia masuki. Mulanya, Raja ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara beberapa gadis dari dalam gua.
“Hai, siapa gadis-gadis yang ada di dalam gua itu?” gumam Raja.
Raja penasaran. Ia pun memberanikan diri masuk ke dalam gua itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat tujuh gadis cantik sedang mandi di sungai di dalam gua itu.
“Aduhai… cantiknya gadis-gadis itu!” gumam Raja dengan perasaan kagum.
Melihat kecantikan para gadis tersebut, muncullah niatnya ingin memperistri salah dari mereka. Maka, ia dengan diam-diam mengambil salah satu pakaian dari gadis itu yang diletakkan di tepi sungai. Pakaian itu kemudian ia sembunyikan di sebuah lubang pohon. Selang beberapa saat kemudian, para gadis itu telah selesai mandi. Ketika hendak mengenakan pakaian masing-masing, salah seorang dari mereka tampak kebingungan.
“Kakak, apakah kalian melihat pakaian saya?” tanya gadis itu.
“Tidak, Bungsu. Kami tidak melihatnya,” jawab gadis yang paling sulung.
Rupanya, gadis yang kehilangan pakaiannya adalah si Bungsu. Putri Bungsu itu pun menangis tersedu-sedu karena belum juga menemukan pakaiannya. Melihat keadaan itu, Raja pun keluar dari persembunyiannya lalu menghampiri gadis-gadis tersebut.
“Hai, apa yang sedang terjadi dengan gadis cantik ini?” tanya Raja dengan berpura-pura tidak mengetahui permasalahan.
“Adik kami kehilangan pakaiannya. Jika Tuan dapat menemukannya, tentu kami akan membalas jasa Tuan,” sahut Putri Sulung.
“Baiklah, saya akan coba mencarikannya,” jawab Raj.
Raja pun berpura-pura mencari ke sana kemari hingga ke bagian luar gua. Saat para gadis tersebut tidak melihatnya, cepat-cepatlah ia mengambil pakaian itu dari dalam lubang pohon lalu kembali masuk ke dalam gua.
“Maaf, apakah pakaian ini yang kalian maksud?” tanya Raja.
“Benar Tuan. Terima kasih karena Tuan telah menemukan pakaian adik kami yang hilang,” sahut Putri Sulung seraya menceritakan asal usul mereka.
“Maaf Tuan, sebenarnya kami ini adalah putri-putri ular.”
Mendengar cerita itu, Raja langsung teringat pada si Kakek yang waktu itu menghilang dan berubah menjadi seekor ular.
“Apakah kalian mengenal Kakek yang pernah kutemui di gua ini?” tanya Raja.
“Iya, ia adalah kakek kami,” jawab Putri Sulung, “Di gua inilah kami tinggal.”
Mendengar cerita itu, Raja pun mulai tersadar bahwa ternyata kakek yang yang pernah menolongnya itu adalah penjelmaan ular. Raja pun kemudian diajak oleh para gadis itu untuk ke rumah mereka dan bertemu dengan sang Kakek.
“Terima kasih, cucuku. Engkau telah menolong Putri Bungsu menemukan pakaiannya,” ucap si Kakek, “Sebagai tanda terima kasih kami, Kakek merestuimu menikah dengan cucuku itu. Tapi, dengan satu syarat.”
“Apakah syarat itu, Kek?” tanya Raja.
“Sebelum pesta pernikahan kalian dilangsungkan, Kakek minta agar si Bungsu dibuatkan sebuah rumah peristirahatan,” ujar si Kakek.
Raja pun menyetujui persyaratan itu, meskipun ia tahu bahwa hal itu menyalahi adat di kampungnya. Setelah mereka menikah, Raja dan si Bungsu pun tinggal di rumah baru tersebut. Sementara itu, salah seorang warga yang merasa curiga mengintip ke dalam rumah itu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat Raja ditemani oleh seekor ular yang tak lain adalah Putri Bungsu. Warga itu pun segera melapor kepada seluruh warga kampung. Takut dengan keberadaan ular tersebut, warga pun beramai-ramai membakar rumah itu.
Raja dan Putri Bungsu yang berada di dalamnya tidak bisa berbuat apa-apa karena peristiwa itu berlangsung sangat cepat. Mereka pun tewas terbakar. Mendengar kabar itu, keluarga Putri Bungsu amat marah dan murka. Dengan dibantu oleh seekor kepiting raksasa, keluarga Putri Bungsu yang telah berubah menjadi sekumpulan ular mendorong perut bumi. Kampung pun bergetar bagaikan terkena gempa bumi dahsyat. Dalam sekejap, perkampungan itu hancur dan porak-poranda.
Selang beberapa saat setelah kejadian itu, tiba-tiba sebuah gundukan tanah muncul dari balik perkampungan. Semakin lama, gundukan tanah itu semakin tinggi hingga menjadi sebuah gunung. Untuk mengenang peristiwa itu, masyarakat setempat menamakan gunung itu Ile Mauraja atau Gunung Mauraja.
Demikian cerita Legenda Ile Mauraja dari Nusa Tenggara Timur. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa segala sesuatu yang didapatkan dengan cara yang mudah dan tidak benar akan lenyap dengan mudah pula. Hal ini terlihat pada perilaku si Raja yang hanya karena menyembunyikan selendang Putri Bungsu ia bisa memperistrinya dengan sangat mudah. Pesan moral yang kedua adalah bahwa hendaknya kita tidak menyalahi adat-istiadat yang berlaku dalam masyarakat karena hal itu akan mendatangkan musibah seperti halnya yang terjadi pada si Raja.
Dahulu, di sebuah kampung di Nusa Tenggara Timur, ada seorang bocah laki-laki yang tampan bernama Raja. Namun, ia memiliki sifat yang amat keras kepala. Semua kiinginannya harus dipenuhi. Sifat Raja itu terkadang membuat kedua orang tuanya pusing kepala. Suatu ketika, ibunya sedang memintal benang. Karena penasaran terhadap apa yang dikerjakan ibunya, Raja pun bertanya.
“Ibu sedang membuat apa?” tanya Raja.
“Ibu sedang membuat sehelai kain untukmu, Nak,” jawab ibunya.
Betapa senangnya hati Raja. Dikiranya sarung itu akan selesai dibuat dalam waktu sehari. Maka, ia pun selalu bertanya kepada ibunya.
“Bu, kapan sarung itu selesai?” tanya Raja, “Aku tidak sabar lagi ingin memakainya.”
“Sabarlah, Nak. Ibu akan segera menyelesaikannya,” jawab ibunya.
Begitulah setiap hari Raja tidak bosan-bosannya bertanya dan menagih janji ibunya. Sang Ibu pun bingung karena ia tidak mau berbohong. Padahal, ia sering menasehati anaknya agar selalu menepati janji dan tidak boleh berbohong. Ketika, Raja kembali bertanya, sang Ibu diam saja.
“Kenapa ibu diam saja?” tanya Raja, “Wah, tidak menepati janji.”
Merasa malu dituduh oleh anaknya, sang Ibu pun menjelaskan bahwa membuat sehelai sarung membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Anakku, Raja. Ibu bukannya ingkar janji. Tapi, perlu kamu ketahui bahwa membuat sehelai sarung itu tidak bisa sebentar,” ujar ibunya.
Mendengar penjelasan itu, Raja pun merasa menyesal karena telah menuduh ibunya yang bukan-bukan. Sejak itulah, ia mulai sadar terhadap sikapnya yang suka kasar kepada ibunya. Pikiran itu pun terbawa ke dalam mimpinya. Malam itu, ia bermimpi didatangi oleh seorang kakek yang mengenakan pakaian putih-putih.
“Hai, anak muda. Apa yang terjadi dengan dirimu? Kenapa kamu wajahmu pucat seperti itu?” tanya kakek itu dalam mimpi Raja.
Raja pun menceritakan apa yang terjadi antara dia dengan ibunya.
“Iya, Kek. Saya merasa berdosa kepada ibu saya. Selama ini saya selalu memaksakan kehendak kepada ibu. Bahkan, saya telah menuduhnya telah mengingkari janjinya,” cerita Raja dalam mimpi itu yang membuat sang kakek menjadi iba.
“Baiklah, cucuku. Jika kamu memang benar-benar merasa menyesal, maka kamu harus menebus kesalahan itu,” ujar Kakek itu.
“Apa maksud, Kakek?” tanya Raja bingung.
“Besok, bangunlah sebelum ayam jantan berkokok yang ketiga kalinya. Pergilah ke arah matahari terbit dan berjalanlah sampai kamu menemukan sebuah gua,” kata kakek itu, “Tapi ingat, kamu harus diam selama perjalanan,” tambahnya.
“Baik, Kek,” jawab Raja.
Kakek misterius itu kemudian lenyap. Saat itu pula, Raja terbangun. Ketika ayam jantan berkokok yang kedua kalinya, ia segera melaksanakan nasehat kakek dalam mimpinya itu. Dalam suasana yang agak gelap, Raja berjalan ke arah timur dengan menyusuri hutan belantara hingga akhirnya menemukan sebuah gua.
“Hai, gua inikah yang dimaksud Kakek itu?” gumamnya.
Raja dengan melangkah perlahan-lahan mendekati gua itu. Ketika ia berada di depan mulut gua, tiba-tiba ia mendengar suara menyapanya.
“Cucuku, tidak usah takut. Masuklah ke dalam gua ini,” kata suara itu.
Suara itu tidak asing lagi di telinga Raja, seperti suara Kakek yang ada di mimpinya semalam. Tanpa ragu-ragu, ia pun segera masuk ke dalam gua. Ternyata dugaannya benar. Tampak seorang Kakek yang pernah ia temui di dalam mimpi sedang duduk di atas lempengan batu besar. Raja pun kemudian duduk di samping kakek itu.
“Cucuku, tanamlah biji kapas ini di kebun ibumu di belakang rumah,” perintah kakek itu seraya memberikan segenggam biji kapas dalam sebuah tempurung kelapa kepada Raja.
“Terima kasih, Kek!” ucap Raja seraya berpamitan.
Namun, sebelum ia meninggalkan gua, Kakek itu berpesan kepadanya.
“Sesampainya kamu di rumah, minta maaflah kepada ibumu atas sikapmu yang buruk. Hormatilah orang tuamu,” kata kakek itu.
Begitu selesai berpesan, Kakek itu tiba-tiba menghilang. Bersamaan dengan kejadian itu, tiba-tiba muncul seekor ular raksasa di hadapan Raja. Karena ketakutan, maka cepat-cepatlah Raja meninggalkan gua itu.
Setiba di rumahnya, Raja langsung menanam biji kapas pemberian sang Kakek. Sungguh ajaib, biji kapas itu tumbuh dengan cepat sekali. Hanya dalam waktu seminggu, tanaman kapasnya sudah berbuah. Buahnya pun unik karena berbentuk gulungan kain seperti yang biasa dipakai ibu Raja. Dengan kejadian itu, sikap Raja mulai berubah. Kini, ia menjadi anak yang halus dan lemah lembut tutur sapanya, penurut, dan rajin membantu kedua orangnya.
Suatu hari, kambing peliharaan orangtua Raja hilang. Raja pun turut membantu mencari kambing tersebut. Ia berjalan menyusuri hutan belantara. Tanpa disadari, langkahnya ternyata sampai di depan gua yang dulu pernah ia masuki. Mulanya, Raja ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara beberapa gadis dari dalam gua.
“Hai, siapa gadis-gadis yang ada di dalam gua itu?” gumam Raja.
Raja penasaran. Ia pun memberanikan diri masuk ke dalam gua itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat tujuh gadis cantik sedang mandi di sungai di dalam gua itu.
“Aduhai… cantiknya gadis-gadis itu!” gumam Raja dengan perasaan kagum.
Melihat kecantikan para gadis tersebut, muncullah niatnya ingin memperistri salah dari mereka. Maka, ia dengan diam-diam mengambil salah satu pakaian dari gadis itu yang diletakkan di tepi sungai. Pakaian itu kemudian ia sembunyikan di sebuah lubang pohon. Selang beberapa saat kemudian, para gadis itu telah selesai mandi. Ketika hendak mengenakan pakaian masing-masing, salah seorang dari mereka tampak kebingungan.
“Kakak, apakah kalian melihat pakaian saya?” tanya gadis itu.
“Tidak, Bungsu. Kami tidak melihatnya,” jawab gadis yang paling sulung.
Rupanya, gadis yang kehilangan pakaiannya adalah si Bungsu. Putri Bungsu itu pun menangis tersedu-sedu karena belum juga menemukan pakaiannya. Melihat keadaan itu, Raja pun keluar dari persembunyiannya lalu menghampiri gadis-gadis tersebut.
“Hai, apa yang sedang terjadi dengan gadis cantik ini?” tanya Raja dengan berpura-pura tidak mengetahui permasalahan.
“Adik kami kehilangan pakaiannya. Jika Tuan dapat menemukannya, tentu kami akan membalas jasa Tuan,” sahut Putri Sulung.
“Baiklah, saya akan coba mencarikannya,” jawab Raj.
Raja pun berpura-pura mencari ke sana kemari hingga ke bagian luar gua. Saat para gadis tersebut tidak melihatnya, cepat-cepatlah ia mengambil pakaian itu dari dalam lubang pohon lalu kembali masuk ke dalam gua.
“Maaf, apakah pakaian ini yang kalian maksud?” tanya Raja.
“Benar Tuan. Terima kasih karena Tuan telah menemukan pakaian adik kami yang hilang,” sahut Putri Sulung seraya menceritakan asal usul mereka.
“Maaf Tuan, sebenarnya kami ini adalah putri-putri ular.”
Mendengar cerita itu, Raja langsung teringat pada si Kakek yang waktu itu menghilang dan berubah menjadi seekor ular.
“Apakah kalian mengenal Kakek yang pernah kutemui di gua ini?” tanya Raja.
“Iya, ia adalah kakek kami,” jawab Putri Sulung, “Di gua inilah kami tinggal.”
Mendengar cerita itu, Raja pun mulai tersadar bahwa ternyata kakek yang yang pernah menolongnya itu adalah penjelmaan ular. Raja pun kemudian diajak oleh para gadis itu untuk ke rumah mereka dan bertemu dengan sang Kakek.
“Terima kasih, cucuku. Engkau telah menolong Putri Bungsu menemukan pakaiannya,” ucap si Kakek, “Sebagai tanda terima kasih kami, Kakek merestuimu menikah dengan cucuku itu. Tapi, dengan satu syarat.”
“Apakah syarat itu, Kek?” tanya Raja.
“Sebelum pesta pernikahan kalian dilangsungkan, Kakek minta agar si Bungsu dibuatkan sebuah rumah peristirahatan,” ujar si Kakek.
Raja pun menyetujui persyaratan itu, meskipun ia tahu bahwa hal itu menyalahi adat di kampungnya. Setelah mereka menikah, Raja dan si Bungsu pun tinggal di rumah baru tersebut. Sementara itu, salah seorang warga yang merasa curiga mengintip ke dalam rumah itu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat Raja ditemani oleh seekor ular yang tak lain adalah Putri Bungsu. Warga itu pun segera melapor kepada seluruh warga kampung. Takut dengan keberadaan ular tersebut, warga pun beramai-ramai membakar rumah itu.
Raja dan Putri Bungsu yang berada di dalamnya tidak bisa berbuat apa-apa karena peristiwa itu berlangsung sangat cepat. Mereka pun tewas terbakar. Mendengar kabar itu, keluarga Putri Bungsu amat marah dan murka. Dengan dibantu oleh seekor kepiting raksasa, keluarga Putri Bungsu yang telah berubah menjadi sekumpulan ular mendorong perut bumi. Kampung pun bergetar bagaikan terkena gempa bumi dahsyat. Dalam sekejap, perkampungan itu hancur dan porak-poranda.
Selang beberapa saat setelah kejadian itu, tiba-tiba sebuah gundukan tanah muncul dari balik perkampungan. Semakin lama, gundukan tanah itu semakin tinggi hingga menjadi sebuah gunung. Untuk mengenang peristiwa itu, masyarakat setempat menamakan gunung itu Ile Mauraja atau Gunung Mauraja.
Demikian cerita Legenda Ile Mauraja dari Nusa Tenggara Timur. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa segala sesuatu yang didapatkan dengan cara yang mudah dan tidak benar akan lenyap dengan mudah pula. Hal ini terlihat pada perilaku si Raja yang hanya karena menyembunyikan selendang Putri Bungsu ia bisa memperistrinya dengan sangat mudah. Pesan moral yang kedua adalah bahwa hendaknya kita tidak menyalahi adat-istiadat yang berlaku dalam masyarakat karena hal itu akan mendatangkan musibah seperti halnya yang terjadi pada si Raja.
Photo-Photo Regina dan Keluarga di Sulteng
Photo-Photo Kenangan Regina pada saat berumur 3 tahun pada saat di ajak papi pulang kampung ke Sulawesi tengah. (Tahun 2004)
Lagi mau beli baju Renang di Palu Mitra Utama Supermarket, salah satu supermarket terbesar pada saat itu di Kota Palu. (2004)
Lagi mau beli baju Renang di Palu Mitra Utama Supermarket, salah satu supermarket terbesar pada saat itu di Kota Palu. (2004)
Sunset bareng Mami di Desa Rerang Kec Dampelas (Dok 2004)
Desa Rerang ini dapat di tempuh dari Kota Palu sekitar 167 KM arah barat kota Palu, sehingga dikenal juga sbagai daerah Pantai Barat. untuk sampai ke Desa ini kita harus melewati beberapa Kecamatan al : Kec Tawaeli, Kec Sindue(Toaya), Kec Sirenja (Tompe), Kec Balaesang (Tambu) dan Kec Damsol(Sabang)...dalam lingkup Kab Donggala Prop Sulteng
Sedang berkunjung ke Desa Bayang (Tetangga Desa Rerang) utk megunjungi Saudara Papi, yaitu Rumahnya om Cun yang buka Usaha Dagang di desa Bayang. sekitar 10 KM dari desa Rerang. (tampak pada gambar diatas Istri OM Cun dan Tetangganya yang ingin beli barang)
om Cun sedang jaga Toko, dengan Kumisnya yang lebat
Tampak om Heri yang juga Buka usaha Toko di desa Long Kec Damsol, bersama kedua anakanya yang cakep dan cantik..
Gambar om Ronny sedang berada di desa Long, om Ronny ini saudara Papi yang tinggal di desa Malonas Kec Damsol. cuma lg berkunjung ke rumahnya om Heri.
Dirumah Ai nya papi di Kota Palu
Photo saudara Regina(Left) dan Regina(Right) yang pada waktu itu baru berumur 3 thn
Photo saudara Regina(Left) dan Regina(Right) yang pada waktu itu baru berumur 3 thn
Tetangga KONG anaknya mama nia yang bernama Ikhsan, sedang sungkeh kelapa (Memisahkan sabut kelapa dan tempurrung kelapa)... Rajin yaaaaaaaaaaa